Diplomat Rusia: Barat Frustasi dengan Keberhasilan Kami di Aleppo
A
A
A
MOSKOW - Inggris dan Barat frustasi dengan keberhasilan Moskow di Aleppo timur, termasuk dengan bantuan kemanusiaan. Demikian pernyataan Dubes Rusia untuk Inggris sembari menambahkan London tidak memiliki proposal untuk aksi serupa di Suriah.
Pernyataan utusan Rusia ke Inggris, Aleksandr Yakovenko, diikuti pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson. Pada hari Kamis, Johnson memanggil Yakovenko dan Dubes Iran, Hamid Baedinejad, secara terpisah untuk berbicara tentang keprihatinan Inggris atas situasi di Suriah serta tindak Moskow dan Teheran di Suriah.
"Mereka sedikit frustasi dengan situasi karena tidak ada yang mengharapkan, kita akan cukup efektif berurusan dengan situasi kemanusiaan. Saya pikir tidak seorang pun di London yang mengharapkan kita akan sangat efektif berurusan dengan orang-orang bersenjata yang meninggalkan Aleppo," kata Yakovenko seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (17/12/2016).
Pada hari Jumat, Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah mengumumkan pembebasan Aleppo timur sementara tentara Suriah menargetkan kantong perlawanan militan yang terisolasi. Dari awal operasi, sekitar 3.400 militan menyerah kepada pasukan pemerintah dimana sekitar 3.000 militan mendapatkan amnesti. Sementara, ribuan orang lainnya diizinkan meninggalkan Aleppo, kata Kementerian Pertahanan Rusia. Ribuan orang juga kembali ke rumah mereka di daerah yang dibebaskan dan mendapat bantuan kemanusiaan.
"Jadi pada dasarnya, Inggris harus melihat situasi sedikit dari sudut yang berbeda, dari sudut realitas dan fakta," kata Yakovenko.
Namun pandangan ini dimentahkankan oleh Palang Merah Internasional dan PBB yang mengatakan Moskow hanya memberi waktu beberapa jam kepada organisasi internasional menyalurkan bantuan. Meski begitu, Yakovenko mengatakan pada bagian pengiriman bantuan, Inggris bahkan tidak memberikan usulan.
"Saya mengatakan bahwa kita (Rusia) akan menyambut bantuan kemanusiaan dari Inggris, terutama untuk orang-orang, untuk warga sipil dari Aleppo. Sayangnya, kami tidak menerima proposal dari Inggris," katanya sembari menambahkan keyakinannya jika London akan mengubah sikap dalam waktu yang akan datang.
Yakovenko melanjutkan bahwa sebenarnya hampir tidak mungkin bagi Inggris dan Uni Eropa membuat pengiriman bantuan. Inggris dan Uni Eropa mendukung penjatuhan sanksi kepada pemerintah Suriah
"Itu bukan tentang pemerintah di Suriah, ini tentang kisah kemanusiaan. Itu sebabnya Rusia "menyerukan Inggris untuk mengangkat sanksi, untuk membantu orang-orang, untuk menjadi sedikit lebih murah hati," kata Yakovenko.
Ia pun lantas menekankan pentingnya gencatan senjata global untuk Suriah dan melanjutkan upaya perdamaian guna menyelesaikan krisis yang telah berlangsung tahunan itu.
Pernyataan utusan Rusia ke Inggris, Aleksandr Yakovenko, diikuti pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson. Pada hari Kamis, Johnson memanggil Yakovenko dan Dubes Iran, Hamid Baedinejad, secara terpisah untuk berbicara tentang keprihatinan Inggris atas situasi di Suriah serta tindak Moskow dan Teheran di Suriah.
"Mereka sedikit frustasi dengan situasi karena tidak ada yang mengharapkan, kita akan cukup efektif berurusan dengan situasi kemanusiaan. Saya pikir tidak seorang pun di London yang mengharapkan kita akan sangat efektif berurusan dengan orang-orang bersenjata yang meninggalkan Aleppo," kata Yakovenko seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (17/12/2016).
Pada hari Jumat, Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah mengumumkan pembebasan Aleppo timur sementara tentara Suriah menargetkan kantong perlawanan militan yang terisolasi. Dari awal operasi, sekitar 3.400 militan menyerah kepada pasukan pemerintah dimana sekitar 3.000 militan mendapatkan amnesti. Sementara, ribuan orang lainnya diizinkan meninggalkan Aleppo, kata Kementerian Pertahanan Rusia. Ribuan orang juga kembali ke rumah mereka di daerah yang dibebaskan dan mendapat bantuan kemanusiaan.
"Jadi pada dasarnya, Inggris harus melihat situasi sedikit dari sudut yang berbeda, dari sudut realitas dan fakta," kata Yakovenko.
Namun pandangan ini dimentahkankan oleh Palang Merah Internasional dan PBB yang mengatakan Moskow hanya memberi waktu beberapa jam kepada organisasi internasional menyalurkan bantuan. Meski begitu, Yakovenko mengatakan pada bagian pengiriman bantuan, Inggris bahkan tidak memberikan usulan.
"Saya mengatakan bahwa kita (Rusia) akan menyambut bantuan kemanusiaan dari Inggris, terutama untuk orang-orang, untuk warga sipil dari Aleppo. Sayangnya, kami tidak menerima proposal dari Inggris," katanya sembari menambahkan keyakinannya jika London akan mengubah sikap dalam waktu yang akan datang.
Yakovenko melanjutkan bahwa sebenarnya hampir tidak mungkin bagi Inggris dan Uni Eropa membuat pengiriman bantuan. Inggris dan Uni Eropa mendukung penjatuhan sanksi kepada pemerintah Suriah
"Itu bukan tentang pemerintah di Suriah, ini tentang kisah kemanusiaan. Itu sebabnya Rusia "menyerukan Inggris untuk mengangkat sanksi, untuk membantu orang-orang, untuk menjadi sedikit lebih murah hati," kata Yakovenko.
Ia pun lantas menekankan pentingnya gencatan senjata global untuk Suriah dan melanjutkan upaya perdamaian guna menyelesaikan krisis yang telah berlangsung tahunan itu.
(ian)