Thailand Tuntut 19 Tokoh Kelompok Oposisi Kaos Merah
A
A
A
BANGKOK - Jaksa Agung Thailand yang ditunjuk oleh militer menuntut 19 pemimpin kelompok oposisi baju merah dengan tuntutan melanggar larangan junta karena melakukan pertemuan politik. Sejak mengambil alih pemerintahan, junta militer Thailand melarang melakukan pertemuan lebih dari 5 orang.
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/12/2016), 19 orang pemimpin Front Persatuan untuk Demokrasi melawan Kediktatoran yang dikenal sebagai kelompok baju merah awalnya ditangkap dan didakwa oleh polisi pada bulan Agustus karena melanggar larangan pertemuan politik.
Mereka ditangkap setelah mendirikan pusat pemantauan untuk mengawasi referendum konstitusi yang diselenggarakan oleh pemerintah militer. "Hari ini Jaksa Agung telah menuntut semuanya dan pengadilan telah menerima berkas tuntutan tersebut. Kami akan meminta jaminan," kata pengacara mereka Winyat Chatmoontree.
Front Persatuan untuk Demokrasi Melawan Kediktatoran memimpin demonstrasi jalanan pada tahun 2009 dan 2010 untuk mendukung Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006. Mereka juga kembali melakukan unjuk rasa pada tahun 2014 ketika adik Thaksin, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, kembali digulingkan dalam kudeta.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada Mei 2014, junta militer Thailand telah membasmi pengaruh Thaksin dan telah menindak para aktivis, wartawan dan pembangkang. Pendukung gerakan baju merah mengatakan junta menargetkan pendukung Shinawatra. Namun militer membantah hal tersebut.
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/12/2016), 19 orang pemimpin Front Persatuan untuk Demokrasi melawan Kediktatoran yang dikenal sebagai kelompok baju merah awalnya ditangkap dan didakwa oleh polisi pada bulan Agustus karena melanggar larangan pertemuan politik.
Mereka ditangkap setelah mendirikan pusat pemantauan untuk mengawasi referendum konstitusi yang diselenggarakan oleh pemerintah militer. "Hari ini Jaksa Agung telah menuntut semuanya dan pengadilan telah menerima berkas tuntutan tersebut. Kami akan meminta jaminan," kata pengacara mereka Winyat Chatmoontree.
Front Persatuan untuk Demokrasi Melawan Kediktatoran memimpin demonstrasi jalanan pada tahun 2009 dan 2010 untuk mendukung Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006. Mereka juga kembali melakukan unjuk rasa pada tahun 2014 ketika adik Thaksin, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, kembali digulingkan dalam kudeta.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada Mei 2014, junta militer Thailand telah membasmi pengaruh Thaksin dan telah menindak para aktivis, wartawan dan pembangkang. Pendukung gerakan baju merah mengatakan junta menargetkan pendukung Shinawatra. Namun militer membantah hal tersebut.
(ian)