Keputusan Tersulit, PM Selandia Baru Mendadak Mundur
A
A
A
WELLINGTON - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru John Key tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Senin (5/12/2016). Key mengatakan keputusannya mengundurkan diri sebagai keputusan tersulit, namun waktu yang tepat untuk tinggalkan dunia politik setelah delapan tahun berkuasa.
Key melanjutkan bahwa dia tidak memiliki rencana dalam waktu dekat. ”Tidak ada cara saya bisa dilayani,” katanya dalam konferensi pers mingguan di Wellington. Menurutnya, masalah keluarga sebagai alasan dia mengundurkan diri.
“Saya pikir pada kenyataannya jika saya menjabat enam bulan atau setahun penuh, saya mau tidak mau harus melihat ke bawah laras kamera dan mengatakan 'saya akan melayani penuh tiga tahun’. Oleh karena itu saya akan menyesatkan publik,” ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Kepada Radio New Zealand, dia mengatakan hal serupa. ”Saya datang terlalu jauh untuk menyesatkan publik. Saya hanya tidak akan melakukan itu,” katanya.
PM Key telah mempertimbangkan posisi jabatannya sepanjang tahun dan akhirnya membuat keputusan mengundurkan diri ketika dia kembali dari kunjungan ke New York.
The New Zealand Herald melaporkan bahwa dia mengundurkan diri atas ultimatum istrinya Bronagh. Key memimpin Partai Nasional untuk tiga kemenangan pemilu, termasuk yang terbaru pada bulan September 2014.
“Akan ada banyak orang datang dengan segala macam alasan. Tidak ada konspirasi di sini. Ini hanya waktu yang tepat, saya akan mati bahagia, dan saya berharap itu untuk waktu yang lama.”
Key melanjutkan bahwa dia tidak memiliki rencana dalam waktu dekat. ”Tidak ada cara saya bisa dilayani,” katanya dalam konferensi pers mingguan di Wellington. Menurutnya, masalah keluarga sebagai alasan dia mengundurkan diri.
“Saya pikir pada kenyataannya jika saya menjabat enam bulan atau setahun penuh, saya mau tidak mau harus melihat ke bawah laras kamera dan mengatakan 'saya akan melayani penuh tiga tahun’. Oleh karena itu saya akan menyesatkan publik,” ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Kepada Radio New Zealand, dia mengatakan hal serupa. ”Saya datang terlalu jauh untuk menyesatkan publik. Saya hanya tidak akan melakukan itu,” katanya.
PM Key telah mempertimbangkan posisi jabatannya sepanjang tahun dan akhirnya membuat keputusan mengundurkan diri ketika dia kembali dari kunjungan ke New York.
The New Zealand Herald melaporkan bahwa dia mengundurkan diri atas ultimatum istrinya Bronagh. Key memimpin Partai Nasional untuk tiga kemenangan pemilu, termasuk yang terbaru pada bulan September 2014.
“Akan ada banyak orang datang dengan segala macam alasan. Tidak ada konspirasi di sini. Ini hanya waktu yang tepat, saya akan mati bahagia, dan saya berharap itu untuk waktu yang lama.”
(mas)