Lima Pria Bersenjata Serang Akpol Pakistan, 33 Taruna Dibantai

Selasa, 25 Oktober 2016 - 07:37 WIB
Lima Pria Bersenjata...
Lima Pria Bersenjata Serang Akpol Pakistan, 33 Taruna Dibantai
A A A
QUETTA - Sekitar lima pria bersenjata menyerang akademi kepolisian (Akpol) di Quetta, Pakistan, semalam. Sebanyak 33 taruna polisi jadi korban pembantaian kelompok bersenjata tersebut.

Data korban tewas dari pihak taruna polisi itu dikonfirmasi seorang pejabat kesehatan Pakistan pada Selasa (25/10/2016). Sebuah operasi keamanan besar-besaran sedang berlangsung di Quetta, tak lama setelah pembantaian terjadi.

Serangan lima pria bersenjata ditargetkan pada sebuah asram di Akpol Pakistan yang dihuni ratusan taruna polisi. Sebelum melakukan pembantaian dengan tembakan, para pelaku meledakkan fasilitas gerbang Akpol sebagai jalur masuk untuk menyerbu.

Ada tiga ledakan dan banyak tembakan yang terdengar dalam serangan awal. Otoritas Provinsi Balochistan, yang berlokasi di sebelah Afghanistan, membenarkan ada 700 ratus kadet atau taruna polisi yang berada di pusat pelatihan selama serangan berlangsung pada Senin sekitar pukul 23.20 malam.

Selain menewaskan 33 taruna polisi, serangan lima pria bersenjata itu dilaporkan telah melukai 84 orang lainnya. Sedangkan dari pihak kelompok bersenjata yang dinyatakan sebagai teroris, ada tiga orang yang tewas.

Keadaan darurat telah dinyatakan di rumah sakit di Kota Quetta, karena korban luka yang tiba di rumah sakit diperkirakan akan lebih banyak.

”Pasukan keamanan kami memiliki kemampuan untuk memerangi serangan dan ancaman tersebut," kata Menteri Dalam Negeri Wilayah Balochistan, Mir Sarfaraz Ahmed Bugti, seperti dikutip surat kabar Pakistan, Dawn.

Menurutnya, para pelaku membawa senapan AK-47 dan granat. Sejauh ini, tidak ada kelompok teroris yang telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun kelompok Taliban Pakistan, bersama dengan kelompok-kelompok militan lainnya terkenal aktif beroperasi di kawasan tersebut.

Sanaullah Zehri, menteri lainnya dari Balochistan, mengatakan kepada Telegraph bahwa pemerintah telah menerima laporan intelijen bahwa militan telah memasuki Quetta untuk melaksanakan kegiatan subversif.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0892 seconds (0.1#10.140)