22 Tentara Niger Tewas dalam Serangan di Kamp Pengungsi
A
A
A
NIAMEY - Setidaknya 22 tentara Niger tewas ketika para penyerang tak dikenal menyerang sebuah kamp untuk pengungsi Mali. Hal itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Niger, Brigi Rafini.
Serangan itu ditujukan ke kamp yang berada di desa Tassalit wilayah Tahoua, Niger, sekitar 525 km (326 mil) timur laut dari ibukota negara yang ada di Afrika barat itu, Niamey.
"Kami menerima informasi dari serangan terhadap kamp di Tassalit. Untuk saat ini kami diberitahu ada 22 orang yang tewas, tapi itu bukan total korban tewas. Jumlah korban tewas bisa meningkat," kata Rafini dalam komentar yang disiarkan di televisi yang dikelola negara TeleSahel.
Rafini tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai identitas tersangka pelaku penyerangan atau apakah ada warga sipil telah terbunuh atau terluka seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/10/2016).
Pengungsi yang ada di kamp itu adalah warga Mali yang melarikan diri ke Niger setelah militan Islam, beberapa diantaranya mempunyai hubungan dengan Al-Qaeda, menguasai gurun Mali pada tahun 2012. Intervensi militer yang dipimpin Prancis berhasil menghentikan laju para pemberontak, namun itu tidak menghentikan aksi kekerasan yang terus meningkat.
Sementara itu, pasukan kecil Niger saat ini sedang berjuang melawan militan Boko Haram yang melancarkan serangan di perbatasan selatan yang berbatasan dengan Nigeria. Sebagian lainnya berusaha untuk mencegah meluapnya serangan dari Mali.
Timbul kekhawatiran bahwa pejuang negara ekstrimis Islam akan masuk ke wilayah Niger setelah digempur oleh pasukan pemerintah Libya.
Serangan itu ditujukan ke kamp yang berada di desa Tassalit wilayah Tahoua, Niger, sekitar 525 km (326 mil) timur laut dari ibukota negara yang ada di Afrika barat itu, Niamey.
"Kami menerima informasi dari serangan terhadap kamp di Tassalit. Untuk saat ini kami diberitahu ada 22 orang yang tewas, tapi itu bukan total korban tewas. Jumlah korban tewas bisa meningkat," kata Rafini dalam komentar yang disiarkan di televisi yang dikelola negara TeleSahel.
Rafini tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai identitas tersangka pelaku penyerangan atau apakah ada warga sipil telah terbunuh atau terluka seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/10/2016).
Pengungsi yang ada di kamp itu adalah warga Mali yang melarikan diri ke Niger setelah militan Islam, beberapa diantaranya mempunyai hubungan dengan Al-Qaeda, menguasai gurun Mali pada tahun 2012. Intervensi militer yang dipimpin Prancis berhasil menghentikan laju para pemberontak, namun itu tidak menghentikan aksi kekerasan yang terus meningkat.
Sementara itu, pasukan kecil Niger saat ini sedang berjuang melawan militan Boko Haram yang melancarkan serangan di perbatasan selatan yang berbatasan dengan Nigeria. Sebagian lainnya berusaha untuk mencegah meluapnya serangan dari Mali.
Timbul kekhawatiran bahwa pejuang negara ekstrimis Islam akan masuk ke wilayah Niger setelah digempur oleh pasukan pemerintah Libya.
(ian)