Disergap Teroris Dekat Perbatasan Mali, Belasan Tentara Niger Tewas
loading...
A
A
A
NIAMEY - Setidaknya 17 tentara Niger tewas dalam serangan oleh kelompok bersenjata di dekat perbatasan dengan Mali . Hal itu diungkapkan Kementerian Pertahanan negara itu.
“Sebuah detasemen Angkatan Bersenjata Niger (FAN) yang bergerak antara Boni dan Torodi menjadi korban penyergapan teroris di dekat kota Koutougou (52km barat daya Torodi),” menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa malam seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (16/8/2023).
Pernyataan itu menambahkan bahwa 20 tentara lainnya terluka, semuanya dievakuasi ke Niamey, ibu kota.
Lebih dari 100 penyerang "dilumpuhkan" selama mereka mundur, kata tentara.
Dalam dekade terakhir, daerah perbatasan di mana Mali tengah, Burkina Faso utara, dan Niger barat bertemu telah menjadi pusat kekerasan oleh kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIS di wilayah Sahel.
Kemarahan atas pertumpahan darah telah memicu kudeta militer di ketiga negara tersebut sejak 2020, dengan Niger yang terbaru jatuh ke kudeta pada 26 Juli ketika Presiden Mohamed Bazoum dicopot.
Niger Tenggara juga menjadi sasaran kelompok bersenjata yang menyeberang dari timur laut Nigeria – tempat lahir kampanye yang diprakarsai oleh Boko Haram pada 2010.
Para pemimpin kudeta mengatakan pemecatan Bazoum disebabkan ketidakamanan di negara itu karena situasi keamanan yang memburuk dan pemerintahan yang buruk.
“Sebuah detasemen Angkatan Bersenjata Niger (FAN) yang bergerak antara Boni dan Torodi menjadi korban penyergapan teroris di dekat kota Koutougou (52km barat daya Torodi),” menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa malam seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (16/8/2023).
Pernyataan itu menambahkan bahwa 20 tentara lainnya terluka, semuanya dievakuasi ke Niamey, ibu kota.
Lebih dari 100 penyerang "dilumpuhkan" selama mereka mundur, kata tentara.
Dalam dekade terakhir, daerah perbatasan di mana Mali tengah, Burkina Faso utara, dan Niger barat bertemu telah menjadi pusat kekerasan oleh kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIS di wilayah Sahel.
Kemarahan atas pertumpahan darah telah memicu kudeta militer di ketiga negara tersebut sejak 2020, dengan Niger yang terbaru jatuh ke kudeta pada 26 Juli ketika Presiden Mohamed Bazoum dicopot.
Niger Tenggara juga menjadi sasaran kelompok bersenjata yang menyeberang dari timur laut Nigeria – tempat lahir kampanye yang diprakarsai oleh Boko Haram pada 2010.
Para pemimpin kudeta mengatakan pemecatan Bazoum disebabkan ketidakamanan di negara itu karena situasi keamanan yang memburuk dan pemerintahan yang buruk.