Assad Tawarkan Pengampunan kepada Pemberontak Jika Menyerah
A
A
A
DAMASKUS - Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengatakan pasukan pemberontak yang bersembunyi di Aleppo dapat meninggalkan kota itu bersama keluarganya jika mereka meletakkan senjata. Namun jika tidak, Assad bersumpah akan terus menekan kelompok pemberontak dengan terus menyerang mereka dan merebut kembali agar bisa mengontrol penuh kota terbesar Suriah itu.
"Kami akan melanjutkan perang dengan pemberontak sampai mereka meninggalkan Aleppo. Mereka harus meninggalkan Aleppo. Tidak ada pilihan lain," kata Assad berbicara kepada televisi Denmark seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (7/10/2016).
Assad mengatakan ia ingin pemberontak menerima kesepakatan untuk meninggalkan kota itu bersama dengan keluarga mereka dan melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak lainnya, seperti di Daraya. Baik Assad maupun jenderalnya memberikan batas waktu untuk pemberontak menerima tawaran mereka.
Sebelumnya, tentara Suriah mengumumkan pengurangan penembakan dan serangan udara pada hari Rabu guna memungkinkan warga untuk meninggalkan Aleppo. Hal ini didukung ultimatum yang berbunyi: "Semua orang yang tidak mengambil keuntungan dari kesempatan yang diberikan untuk meletakkan senjata mereka atau meninggalkan Aleppo akan menghadapi nasib yang tak terelakkan."
Pemerintah juga mengirim pesan teks ke ponsel ke sejumlah warga yang terjebak di wilayah yang dikepung, memberitahu mereka untuk menolak keberadaan pemberontak di tengah-tengah mereka. Lebih dari 250 ribu orang diyakini terperangkap di wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo timur. Mereka menghadapi kekurangan makanan yang mengerikan dan obat-obatan.
"Warga kami di Aleppo: selamatkan nyawa Anda dengan menolak teroris dan isolasi mereka dari Anda," bunyi sebuah pesan. "Warga kami yang kami kasihi di distrik-distrik timur Aleppo! Ayo keluar dan bertemu dengan saudara-saudaramu," bunyi pesan yang lain.
Tawaran pengampunan ini datang setelah dua minggu pemboman besar-besaran yang pernah terjadi selama konflik 5,5 tahun yang terjadi di Suriah. Pemboman ini telah menewaskan ratusan orang yang terperangkap di sektor timur Aleppo, wilayah kekuasaan kelompok pemberontak yang didukung Amerika Serikat (AS).
"Kami akan melanjutkan perang dengan pemberontak sampai mereka meninggalkan Aleppo. Mereka harus meninggalkan Aleppo. Tidak ada pilihan lain," kata Assad berbicara kepada televisi Denmark seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (7/10/2016).
Assad mengatakan ia ingin pemberontak menerima kesepakatan untuk meninggalkan kota itu bersama dengan keluarga mereka dan melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak lainnya, seperti di Daraya. Baik Assad maupun jenderalnya memberikan batas waktu untuk pemberontak menerima tawaran mereka.
Sebelumnya, tentara Suriah mengumumkan pengurangan penembakan dan serangan udara pada hari Rabu guna memungkinkan warga untuk meninggalkan Aleppo. Hal ini didukung ultimatum yang berbunyi: "Semua orang yang tidak mengambil keuntungan dari kesempatan yang diberikan untuk meletakkan senjata mereka atau meninggalkan Aleppo akan menghadapi nasib yang tak terelakkan."
Pemerintah juga mengirim pesan teks ke ponsel ke sejumlah warga yang terjebak di wilayah yang dikepung, memberitahu mereka untuk menolak keberadaan pemberontak di tengah-tengah mereka. Lebih dari 250 ribu orang diyakini terperangkap di wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo timur. Mereka menghadapi kekurangan makanan yang mengerikan dan obat-obatan.
"Warga kami di Aleppo: selamatkan nyawa Anda dengan menolak teroris dan isolasi mereka dari Anda," bunyi sebuah pesan. "Warga kami yang kami kasihi di distrik-distrik timur Aleppo! Ayo keluar dan bertemu dengan saudara-saudaramu," bunyi pesan yang lain.
Tawaran pengampunan ini datang setelah dua minggu pemboman besar-besaran yang pernah terjadi selama konflik 5,5 tahun yang terjadi di Suriah. Pemboman ini telah menewaskan ratusan orang yang terperangkap di sektor timur Aleppo, wilayah kekuasaan kelompok pemberontak yang didukung Amerika Serikat (AS).
(ian)