AS Perluas Sanksi terhadap Rusia, Kremlin Siapkan Pembalasan
A
A
A
MOSKOW - Kremlin mengeluarkan peringatan untuk membalas tindakan Amerika Serikat (AS) yang telah memperluas sanksi terhadap Rusia. Menurut Kremlin, dampak sensitif dari tindakan AS itu sudah dibahas antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Barack Obama di sela-sela KTT G-20 di China.
Departemen Keuangan AS sebelumnya telah memperluas daftar sanksi dengan target perusahaan-perusahaan Rusia yang mendukung dan terlibat pembangunan “Jembatan Putin”, sebuah jembatan penghubung Rusia dan Crimea.
“Ekspansi (sanksi) masuk perselisihan serius dengan isu kerjasama di wilayah sensitif, yang kedua presiden sudah bahas pada pertemuan mereka,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan, seperti dikutip Russia Today, semalam (7/9/2016).
Baca:
AS Jatuhkan Sanksi pada Perusahaan Pembangun "Jembatan Putin" di Crimea
Mengomentari ekspansi sanksi terbaru dari AS, Peskov mengatakan bahwa Rusia akan merespons secara sesuai.
”Sejauh sanksi pergi, kita mendasarkan kebijakan kami pada prinsip timbal balik,” katanya. ”Kami akan menganalisis daftar baru,” lanjut Peskov mengacu pada daftar yang jadi target ekspansi sanksi AS.
”Kami hanya bisa mengungkapkan penyesalan bahwa pertemuan kedua presiden dijebak oleh ekspansi tambahan seperti sanksi,” lanjut Peskov.
Washington yang mendukung kudeta Kiev telah menuduh Moskow menganeksasi Crimea yang sebelumnya menjadi bagian dari Ukraina.
Crimea memisahkan diri melalui referendum tahun 2014 setelah krisis Ukraina. Tak lama kemudian, Crimea menyatakan bergabung dengan Rusia dan disambut oleh Presiden Putin.
Departemen Keuangan AS sebelumnya telah memperluas daftar sanksi dengan target perusahaan-perusahaan Rusia yang mendukung dan terlibat pembangunan “Jembatan Putin”, sebuah jembatan penghubung Rusia dan Crimea.
“Ekspansi (sanksi) masuk perselisihan serius dengan isu kerjasama di wilayah sensitif, yang kedua presiden sudah bahas pada pertemuan mereka,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan, seperti dikutip Russia Today, semalam (7/9/2016).
Baca:
AS Jatuhkan Sanksi pada Perusahaan Pembangun "Jembatan Putin" di Crimea
Mengomentari ekspansi sanksi terbaru dari AS, Peskov mengatakan bahwa Rusia akan merespons secara sesuai.
”Sejauh sanksi pergi, kita mendasarkan kebijakan kami pada prinsip timbal balik,” katanya. ”Kami akan menganalisis daftar baru,” lanjut Peskov mengacu pada daftar yang jadi target ekspansi sanksi AS.
”Kami hanya bisa mengungkapkan penyesalan bahwa pertemuan kedua presiden dijebak oleh ekspansi tambahan seperti sanksi,” lanjut Peskov.
Washington yang mendukung kudeta Kiev telah menuduh Moskow menganeksasi Crimea yang sebelumnya menjadi bagian dari Ukraina.
Crimea memisahkan diri melalui referendum tahun 2014 setelah krisis Ukraina. Tak lama kemudian, Crimea menyatakan bergabung dengan Rusia dan disambut oleh Presiden Putin.
(mas)