Mengenal Fotografer Pembuat Omran Bocah Aleppo yang Mendunia
A
A
A
ALEPPO - Fotografer yang membuat Omran Daqneesh, 5, bocah korban pengeboman di Aleppo, Suriah, jadi berita utama di seluruh dunia telah diidentifikasi oleh Associated Press (AP) bernama Mahmoud Raslan (juga kerap dieja Rslan). Dari penelusuran, Raslan diduga anggota kelompok Zenki.
Foto-foto dan video Omran telah menjadi viral di internet setelah diunggah Raslan. Publik dunia tersentuh, melihat bocah itu ditarik dari puing-puing bangunan yang dibom di Aleppo dengan kondisi penuh debu dan darah. Omran tampak “linglung” dan tidak menangis ketika didudukkan di kursi ambulans.
Omran hanya satu dari beberapa anak yang bernasih serupa di Aleppo yang “dipopulerkan” Raslan. Sosok Raslan kemudian memicu penasaran karena terungkap bahwa dia bukan fotografer AP dan bukan fotografer dari media mana pun. Motif “mempopulerkan” kondisi Omran pun sebenarnya sudah dicurigai Rusia yang semula dituduh sebagai pengebom.
Seperti diulas The Canary, pada Jumat (19/8/2016), ada “jejak-jejak” aneh dari sosok Raslan. Dari penelusuran di akun-akun media sosial yang terkait dengannya, terungkap bahwa Raslan anggota kelompok Zenki di Aleppo. Kelompok Zenki baru-baru ini merekam pemenggalan bocah Palestina berusia 12 tahun yang ditangkap di Aleppo.
Baca:
Omran, Bocah Aleppo Penuh Debu dan Darah yang Disorot Dunia
Bocah Palestina—menurut rekaman video—dikelilingi oleh para milisi Zenki di belakang sebuah truk pick-up sesaat sebelum eksekusi dijalankan.
Pada tanggal 5 Agustus 2016, sekitar dua minggu setelah pemenggalan publik yang dilakukan, Mahmoud Raslan mengunggah foto selfie dengan dua orang yang menjadi bagian dari eksekutor. Hal itu dijelaskan di halaman Facebook Raslan.
Dari foto-foto yang diunggah Raslan, diketahui salah satu pria yang berdiri di belakangnya saat seflie dengan para anggota kelompok Zenki adalah Umar Salkho. Pria itu oleh media-media Arab diidentifikasi sebagai pemimpin Gerakan Zenki.
Baca:
Derita Omran Guncang Dunia, Rusia Siap Gencatan Senjata di Aleppo
Video Umar Salkho pernah diunggah ke internet pada 19 Juli 2016. Anehnya, kelompok Zenki yang didukung Amerika Serikat mengklaim bisa cepat menangkap pelaku kekejaman. Tapi, alih-alih ditangkap, Salkho justru muncul lagi dalam video yang diunggah pada 28 Juli 2016.
“Ketika Anda melihat pemimpin di depan, tahu bahwa kemenangan akan datang, dengan izin Tuhan. Dari Aleppo yang dikepung, di mana mereka semua memiliki wajah yang menghitam,” bunyi keterangan foto selfie Raslan bersama Salkho dan anggota Zenki.
Raslan sendiri mengidentifikasi dirinya di Twitter sebagai "seorang aktivis media Suriah". Dia beberapa kali membuat pernyataan publik di Facebook yang memuji pelaku bom bunuh diri.
“Dengan pejuang bunuh diri, dari tanah pertempuran dan rumah jagal, para martir dari Aleppo membawakan Anda kabar sukacita, dengan izin Tuhan,” bunyi salah satu pernyataan Raslan di Facebook yang diterjemahkan The Canary.
Baca juga:
Rusia Bantah Mengebom Omran Bocah Aleppo yang Mendunia
Sementara itu, foto dan video kondisi Omran di bocah Aleppo yang jadi berita utama media-media dunia memang menyayat hati. Namun, tidak sedikit yang curiga tentang kejanggalan foto dan video kondisi bocah lima tahun itu.
Beberapa pihak yang merasa janggal dengan foto dan video kondisi Omran meyakini bahwa anak itu dimanfaatkan untuk propaganda. Alasannya, aneh bahwa Omran—jika benar-benar terluka parah—ditinggal begitu saja di kursi ambulans dan tidak segera dibalut perban.
Keanehan lain, bocah itu diakui Raslan tidak menangis. Padahal, dengan kondisi luka parah di dahinya yang penuh darah agak janggal jika bocah itu hanya diam dan minim reaksi.
Sedangkan Rusia mencurigai tentang kejanggalan dalam serangan di Qateji, Aleppo, tempat Omran dievakuasi dari puing-puing bangunan yang hancur. Rusia sudah menegaskan tidak terlibat dalam pengeboman di Qarteji seperti yang dituduhkan sebelumnya.
”Kondisi dari puing-puing yang ditunjukkan oleh penyiar (media) Barat selama operasi untuk menyelamatkan (anak yang terluka, Omran Daqneesh) menunjukkan bahwa ada jendela utuh dalam sebuah gedung di dekatnya,” kata Igor Konashenkov, menjelaskan kejanggalan serangan itu.
”Dan ini pada gilirannya menunjukkan bahwa serangan, jika hal itu terjadi, dilakukan tidak menggunakan amunisi pesawat tapi silinder gas, yang umum digunakan oleh militan (Suriah),” imbuh Konashenkov.
Foto-foto dan video Omran telah menjadi viral di internet setelah diunggah Raslan. Publik dunia tersentuh, melihat bocah itu ditarik dari puing-puing bangunan yang dibom di Aleppo dengan kondisi penuh debu dan darah. Omran tampak “linglung” dan tidak menangis ketika didudukkan di kursi ambulans.
Omran hanya satu dari beberapa anak yang bernasih serupa di Aleppo yang “dipopulerkan” Raslan. Sosok Raslan kemudian memicu penasaran karena terungkap bahwa dia bukan fotografer AP dan bukan fotografer dari media mana pun. Motif “mempopulerkan” kondisi Omran pun sebenarnya sudah dicurigai Rusia yang semula dituduh sebagai pengebom.
Seperti diulas The Canary, pada Jumat (19/8/2016), ada “jejak-jejak” aneh dari sosok Raslan. Dari penelusuran di akun-akun media sosial yang terkait dengannya, terungkap bahwa Raslan anggota kelompok Zenki di Aleppo. Kelompok Zenki baru-baru ini merekam pemenggalan bocah Palestina berusia 12 tahun yang ditangkap di Aleppo.
Baca:
Omran, Bocah Aleppo Penuh Debu dan Darah yang Disorot Dunia
Bocah Palestina—menurut rekaman video—dikelilingi oleh para milisi Zenki di belakang sebuah truk pick-up sesaat sebelum eksekusi dijalankan.
Pada tanggal 5 Agustus 2016, sekitar dua minggu setelah pemenggalan publik yang dilakukan, Mahmoud Raslan mengunggah foto selfie dengan dua orang yang menjadi bagian dari eksekutor. Hal itu dijelaskan di halaman Facebook Raslan.
Dari foto-foto yang diunggah Raslan, diketahui salah satu pria yang berdiri di belakangnya saat seflie dengan para anggota kelompok Zenki adalah Umar Salkho. Pria itu oleh media-media Arab diidentifikasi sebagai pemimpin Gerakan Zenki.
Baca:
Derita Omran Guncang Dunia, Rusia Siap Gencatan Senjata di Aleppo
Video Umar Salkho pernah diunggah ke internet pada 19 Juli 2016. Anehnya, kelompok Zenki yang didukung Amerika Serikat mengklaim bisa cepat menangkap pelaku kekejaman. Tapi, alih-alih ditangkap, Salkho justru muncul lagi dalam video yang diunggah pada 28 Juli 2016.
“Ketika Anda melihat pemimpin di depan, tahu bahwa kemenangan akan datang, dengan izin Tuhan. Dari Aleppo yang dikepung, di mana mereka semua memiliki wajah yang menghitam,” bunyi keterangan foto selfie Raslan bersama Salkho dan anggota Zenki.
Raslan sendiri mengidentifikasi dirinya di Twitter sebagai "seorang aktivis media Suriah". Dia beberapa kali membuat pernyataan publik di Facebook yang memuji pelaku bom bunuh diri.
“Dengan pejuang bunuh diri, dari tanah pertempuran dan rumah jagal, para martir dari Aleppo membawakan Anda kabar sukacita, dengan izin Tuhan,” bunyi salah satu pernyataan Raslan di Facebook yang diterjemahkan The Canary.
Baca juga:
Rusia Bantah Mengebom Omran Bocah Aleppo yang Mendunia
Sementara itu, foto dan video kondisi Omran di bocah Aleppo yang jadi berita utama media-media dunia memang menyayat hati. Namun, tidak sedikit yang curiga tentang kejanggalan foto dan video kondisi bocah lima tahun itu.
Beberapa pihak yang merasa janggal dengan foto dan video kondisi Omran meyakini bahwa anak itu dimanfaatkan untuk propaganda. Alasannya, aneh bahwa Omran—jika benar-benar terluka parah—ditinggal begitu saja di kursi ambulans dan tidak segera dibalut perban.
Keanehan lain, bocah itu diakui Raslan tidak menangis. Padahal, dengan kondisi luka parah di dahinya yang penuh darah agak janggal jika bocah itu hanya diam dan minim reaksi.
Sedangkan Rusia mencurigai tentang kejanggalan dalam serangan di Qateji, Aleppo, tempat Omran dievakuasi dari puing-puing bangunan yang hancur. Rusia sudah menegaskan tidak terlibat dalam pengeboman di Qarteji seperti yang dituduhkan sebelumnya.
”Kondisi dari puing-puing yang ditunjukkan oleh penyiar (media) Barat selama operasi untuk menyelamatkan (anak yang terluka, Omran Daqneesh) menunjukkan bahwa ada jendela utuh dalam sebuah gedung di dekatnya,” kata Igor Konashenkov, menjelaskan kejanggalan serangan itu.
”Dan ini pada gilirannya menunjukkan bahwa serangan, jika hal itu terjadi, dilakukan tidak menggunakan amunisi pesawat tapi silinder gas, yang umum digunakan oleh militan (Suriah),” imbuh Konashenkov.
(mas)