Polisi dan Demonstran Anti Pemerintah Bentrok di Ethiopia
A
A
A
ADIS ABABA - Sejumlah orang dikhawatirkan tewas setelah polisi dan pengunjuk rasa anti pemerintah terlibat bentrok di barat laut Ethiopia ditengah gelombang kerusuhan. Gelombang protes menghantam pemerintah Ethiopia atas dugaan pelanggaran HAM dan isu-isu lainnya.
Polisi menggunakan gas air mata dan menembakakan senjata ke udara untuk membubarkan ribuan orang yang telah memblokir jalan-jalan dan meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah. Ini adalah kekerasan terburuk yang terjadi di Bahir Dar wilayah Amhara.
Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan beberapa orang tewas. Seorang warga mengatakan ia melihar seorang teman yang ditembak di kepala oleh pasukan kemanan seperti dikutip dari BBC, Senin (8/8/2016).
Protes berlanjut semalaman di wilayah Oromia, yang mengelilingi Addis Ababa, dimana polisi menangkap puluhan orang.
Sebelumnya, gelombang kerusuhan telah melanda Ethiopia sejak November lalu yang dipicu rencana perluasan ibukota hingga ke Oromia. Hal ini menimbulkan ketakutan dikalangan petani dari kelompok etnis Oromo, yang terbesar di Ethiopia, akan tergusur.
Rencana itu kemudian menuai protes menyoroti isu-isu seperti marjinalisasi dan hak asasi manusia. Aktivis Oromo mengatakan polisi telah menewaskan ratusan dan menangkap ribuan orang dari komunitas mereka dalam beberapa bulan terakhir.
Polisi menggunakan gas air mata dan menembakakan senjata ke udara untuk membubarkan ribuan orang yang telah memblokir jalan-jalan dan meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah. Ini adalah kekerasan terburuk yang terjadi di Bahir Dar wilayah Amhara.
Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan beberapa orang tewas. Seorang warga mengatakan ia melihar seorang teman yang ditembak di kepala oleh pasukan kemanan seperti dikutip dari BBC, Senin (8/8/2016).
Protes berlanjut semalaman di wilayah Oromia, yang mengelilingi Addis Ababa, dimana polisi menangkap puluhan orang.
Sebelumnya, gelombang kerusuhan telah melanda Ethiopia sejak November lalu yang dipicu rencana perluasan ibukota hingga ke Oromia. Hal ini menimbulkan ketakutan dikalangan petani dari kelompok etnis Oromo, yang terbesar di Ethiopia, akan tergusur.
Rencana itu kemudian menuai protes menyoroti isu-isu seperti marjinalisasi dan hak asasi manusia. Aktivis Oromo mengatakan polisi telah menewaskan ratusan dan menangkap ribuan orang dari komunitas mereka dalam beberapa bulan terakhir.
(ian)