Enam Kapal Coast Guard China Dekati Pulau Sengketa, Jepang Protes
Enam Kapal Coast Guard China Dekati Pulau Sengketa, Jepang Protes
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang memprotes China setelah enam kapal coast guard (pasukan penjaga pantai) Beijing mendekati kepulauan yang disengketakan di Laut China Timur. Kementerian Luar Negeri Jepang pada Sabtu (6/8/2016) memanggil diplomat China untuk menyampaikan protes.
Protes disampaikan Jepang setelah enam kapal coast guard dan 230 kapal nelayan China berkerumun di sekitar Kepulauan yang oleh Jepang dinamai Senkaku. Kepulauan itu juga diklaim China dengan nama Diaoyu.
Jepang menuntut semua kapal China meninggalkan kepulauan sengketa. Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, tiga kapal penjaga pantai China dipersenjatai dengan apa yang tampak seperti “baterai gun”.
Meski demikian, kata kementerian itu, armada China tidak mengganggu di wilayah perairan Jepang. “Armada dan peralatan menunjukkan eskalasi situasi yang bisa meningkatkan ketegangan di perairan,” kata Kementerian Luar Negeri Jepang dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AP.
Beijing semakin tegas melakukan manuver di kawasan sengketa, baik itu di Laut China Selatan maupun Laut China Timur.
Manuver itu menyusul desakan dari Jepang, Amerika Serikat , Filipina dan negara-negara lain agar Beijing mematuhi hukum internasional setelah Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag tidak mengakui klaim China di Laut China Selatan dan memenangkan gugatan Filipina.
China sampai saat ini menolak putusan Pengadilan Tetap Arbitrase yang keluar pada 12 Juli lalu. Sebaliknya, media-media Pemerintah China terus mengobarkan retorika perang.
Protes disampaikan Jepang setelah enam kapal coast guard dan 230 kapal nelayan China berkerumun di sekitar Kepulauan yang oleh Jepang dinamai Senkaku. Kepulauan itu juga diklaim China dengan nama Diaoyu.
Jepang menuntut semua kapal China meninggalkan kepulauan sengketa. Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, tiga kapal penjaga pantai China dipersenjatai dengan apa yang tampak seperti “baterai gun”.
Meski demikian, kata kementerian itu, armada China tidak mengganggu di wilayah perairan Jepang. “Armada dan peralatan menunjukkan eskalasi situasi yang bisa meningkatkan ketegangan di perairan,” kata Kementerian Luar Negeri Jepang dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AP.
Beijing semakin tegas melakukan manuver di kawasan sengketa, baik itu di Laut China Selatan maupun Laut China Timur.
Manuver itu menyusul desakan dari Jepang, Amerika Serikat , Filipina dan negara-negara lain agar Beijing mematuhi hukum internasional setelah Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag tidak mengakui klaim China di Laut China Selatan dan memenangkan gugatan Filipina.
China sampai saat ini menolak putusan Pengadilan Tetap Arbitrase yang keluar pada 12 Juli lalu. Sebaliknya, media-media Pemerintah China terus mengobarkan retorika perang.
(mas)
Explore More