Rusia Sebut Pemberontak Suriah Gunakan Bom Racun di Aleppo
A
A
A
MOSKOW - Departemen Pertahanan (Dephan) Rusia mengatakan pemberontak dari kelompok pemberontak Suriah yang dianggap moderat oleh Washington bertanggung jawab atas serangan bom racun di Aleppo. Serangan tersebut menewaskan 7 orang dan melukai 23 orang lainnya.
"Pada 2 Agustus 2016 pukul 19:05 militan dari kelompok Harakat Nour al-Din al-Zenki, yang dianggap oleh Washington sebagai 'oposisi moderat', meluncurkan bahan beracun dari distrik Sukkari menuju bagian timur Aleppo," kata Dephan Rusia dalam pernyataannya.
Dephan Rusia menambahkan bahwa wilayah tersebut berada di bawah kendali kelompok pemberontak dan roket tersebut diarahkan ke distrik Salah Eddin yang merupakan daerah perumahan."Moskow telah memberitahukan Washington terkait penggunaan roket beracun pada hari Senin," kata kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia di Syriah, Sergey Chvarkov seperti dikutip dari laman Russia Today, Kamis (4/8/2016).
Dalam pernyataan itu, pejabat militer Rusia menambahkan bahwa teroris di daerah tersebut menghambat upaya penduduk setempat yang mencoba melarikan diri dari bagian timur yang dilanda perang kota.
"Teroris berusaha untuk mencegah penduduk dari melarikan diri dari bagian timur kota Aleppo yang terbaik yang mereka bisa, mengancam akan menembak warga sipil atau publik mengeksekusi mereka. Ada laporan bahwa anak-anak dan perempuan yang sedang berubah menjadi pelaku bom bunuh diri untuk melakukan tindakan teroris," kata Chvarkov.
Menurut Pusat Rekonsiliasi Rusia, situasi di Aleppo tetap sulit. "Serangan roket yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak masih sering terjadi. Gerilyawan menembakkan peluncur roket dan mortir buatan sendiri di pusat perbelanjaan Castello, di wilayah Ansar dan al Hadher serta distrik Leramon," katanya.
"Pada 2 Agustus 2016 pukul 19:05 militan dari kelompok Harakat Nour al-Din al-Zenki, yang dianggap oleh Washington sebagai 'oposisi moderat', meluncurkan bahan beracun dari distrik Sukkari menuju bagian timur Aleppo," kata Dephan Rusia dalam pernyataannya.
Dephan Rusia menambahkan bahwa wilayah tersebut berada di bawah kendali kelompok pemberontak dan roket tersebut diarahkan ke distrik Salah Eddin yang merupakan daerah perumahan."Moskow telah memberitahukan Washington terkait penggunaan roket beracun pada hari Senin," kata kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia di Syriah, Sergey Chvarkov seperti dikutip dari laman Russia Today, Kamis (4/8/2016).
Dalam pernyataan itu, pejabat militer Rusia menambahkan bahwa teroris di daerah tersebut menghambat upaya penduduk setempat yang mencoba melarikan diri dari bagian timur yang dilanda perang kota.
"Teroris berusaha untuk mencegah penduduk dari melarikan diri dari bagian timur kota Aleppo yang terbaik yang mereka bisa, mengancam akan menembak warga sipil atau publik mengeksekusi mereka. Ada laporan bahwa anak-anak dan perempuan yang sedang berubah menjadi pelaku bom bunuh diri untuk melakukan tindakan teroris," kata Chvarkov.
Menurut Pusat Rekonsiliasi Rusia, situasi di Aleppo tetap sulit. "Serangan roket yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak masih sering terjadi. Gerilyawan menembakkan peluncur roket dan mortir buatan sendiri di pusat perbelanjaan Castello, di wilayah Ansar dan al Hadher serta distrik Leramon," katanya.
(ian)