Dicibir saat Siarkan Berita Teror Nice, Jurnalis Berjilbab Melawan
A
A
A
LONDON - Fatima Manji, penyiar di Channel 4 News yang dicibir saat menyampaikan berita teror berdarah di Nice, Prancis, hanya karena dia berjilbab kini melawan. Jurnalis ini mengatakan bahwa cibiran terhadapnya sebagai bentuk nyata dari Islamophobia.
Cibiran terhadap Fatima semula muncul dari kolomnis The Sun, Kelvin MacKenzie. Kolomnis ini mengatakan, sosok penyiar seperti Fatima tidak bisa dipercaya dari sorot matanya ketika menyampaikan berita teror berdarah di Nice yang menewaskan puluhan orang.
MacKenzie bahkan mempertanyakan apakah itu tepat bagi Fatima yang berjilbab untuk muncul. ”Apakah itu pantas baginya untuk berada di kamera ketika ada lagi pembantaian mengejutkan oleh seorang Muslim?,” kata kolomnis itu mengacu pada sosok sopir truk yang menabrak kerumunan massa yang merayakan Bastille Day, di Nice, beberapa hari lalu.
Fatima melawan dengan mengkritik balik Mackenzie yang dia sebut berambisi untuk memaksa siapa saja yang terlihat berbeda dari layar publik.
Fatima sudah empat tahun jadi jurnalis di program berita televisi yang berbasis di London itu. Pada Jumat malam lalu, dia menyiarkan berita pembantaian dalam perayayaan Bastille Day yang menuai komentar sinis dari MacKenzie.
Fatima membalas cibiran itu dengan menulis di Liverpool Echo. ”Ini berbahaya untuk menganggap MacKenzie dan mereka yang menggemakan sentimen Islamophobia sebagai penjahat pantomim belaka. Kotak sabun mereka memungkinkan mereka untuk menyebarkan makian yang kurang informasi, tidak bertanggung jawab dan jahat kepada jutaan pembaca,” tulis Fatima.
”Retorika rasis dan Islamofobia memiliki konsekuensi nyata, nyawa dan kehancuran di negeri kita sendiri,” lanjut jurnalis perempuan ini, seperti dikutip Daily Mail, semalam (19/7/2016).
Fatima mengaku tidak mengharapkan permintaan maaf dari Mackenzie. Namun, dia jujur merasa sedih setelah serangan di Nice. Dia lantas memperingatkan bahwa kolom MacKenzie akan menghalangi beberapa orang yang mengejar karir di jurnalistik.
Cibiran terhadap Fatima semula muncul dari kolomnis The Sun, Kelvin MacKenzie. Kolomnis ini mengatakan, sosok penyiar seperti Fatima tidak bisa dipercaya dari sorot matanya ketika menyampaikan berita teror berdarah di Nice yang menewaskan puluhan orang.
MacKenzie bahkan mempertanyakan apakah itu tepat bagi Fatima yang berjilbab untuk muncul. ”Apakah itu pantas baginya untuk berada di kamera ketika ada lagi pembantaian mengejutkan oleh seorang Muslim?,” kata kolomnis itu mengacu pada sosok sopir truk yang menabrak kerumunan massa yang merayakan Bastille Day, di Nice, beberapa hari lalu.
Fatima melawan dengan mengkritik balik Mackenzie yang dia sebut berambisi untuk memaksa siapa saja yang terlihat berbeda dari layar publik.
Fatima sudah empat tahun jadi jurnalis di program berita televisi yang berbasis di London itu. Pada Jumat malam lalu, dia menyiarkan berita pembantaian dalam perayayaan Bastille Day yang menuai komentar sinis dari MacKenzie.
Fatima membalas cibiran itu dengan menulis di Liverpool Echo. ”Ini berbahaya untuk menganggap MacKenzie dan mereka yang menggemakan sentimen Islamophobia sebagai penjahat pantomim belaka. Kotak sabun mereka memungkinkan mereka untuk menyebarkan makian yang kurang informasi, tidak bertanggung jawab dan jahat kepada jutaan pembaca,” tulis Fatima.
”Retorika rasis dan Islamofobia memiliki konsekuensi nyata, nyawa dan kehancuran di negeri kita sendiri,” lanjut jurnalis perempuan ini, seperti dikutip Daily Mail, semalam (19/7/2016).
Fatima mengaku tidak mengharapkan permintaan maaf dari Mackenzie. Namun, dia jujur merasa sedih setelah serangan di Nice. Dia lantas memperingatkan bahwa kolom MacKenzie akan menghalangi beberapa orang yang mengejar karir di jurnalistik.
(mas)