Hentikan Kekerasan Rasial, Myanmar Bentuk Gugus Tugas Khusus
A
A
A
YANGON - Pemerintah Myanmar bakal menindak ekstrimis Budha sebagai langkah untuk menghentikan ketegangan etnis dan agama pasca dibakarnya dua masjid. Paska pembakaran ini, puluhan warga Muslim melarikan diri dari desa mereka dalam beberapa pekan terakhir.
Pemerintah Myanmar meluncurkan gugus tugas untuk mencegah aksi protes yang diwarnai dengan kekerasan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan kekerasan agama yang lebih luas, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/7/2016).
Presiden Myanmar, Htin Kyaw dalam sebuah pernyataan mengatakan, gugus tugas itu tidak hanya melawan demonstran yang melakukan tindak kekerasan, tetapi juga menyelediki siapa pun yang menghasut untuk melakukan kekerasan.
Sementara itu, Kantor Penasehat Negara yang ditempati Suu Kyi akhirnya angkat bicara atas permasalahan ini. Seperti diketahui, pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi berada dalam gelombang kritik dari aktivis hak asasi manusia dan pengacara atas sikap diamnya terhadap para pelaku penyerangan terhadap minoritas Muslim.
"Kami tidak ingin mengganggu protes yang berjalan damai, tapi kami tidak mengizinkan kekerasan saat melakukan protes," kata juru bicara Kantor Penasehat Negara, Zaw Htay.
Sedangkan sebuah badan yang ditunjuk pemerintah untuk mengawasi rahib Budha Myanmar, Komite Negara Sangha Maha Nayaka, mengeluarkan pernyataan pekan ini dengan mengatakan tidak pernah mendukung kelompok nasionalis dan anti Muslim Ma Ba Tha.
Pemerintah Myanmar meluncurkan gugus tugas untuk mencegah aksi protes yang diwarnai dengan kekerasan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan kekerasan agama yang lebih luas, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/7/2016).
Presiden Myanmar, Htin Kyaw dalam sebuah pernyataan mengatakan, gugus tugas itu tidak hanya melawan demonstran yang melakukan tindak kekerasan, tetapi juga menyelediki siapa pun yang menghasut untuk melakukan kekerasan.
Sementara itu, Kantor Penasehat Negara yang ditempati Suu Kyi akhirnya angkat bicara atas permasalahan ini. Seperti diketahui, pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi berada dalam gelombang kritik dari aktivis hak asasi manusia dan pengacara atas sikap diamnya terhadap para pelaku penyerangan terhadap minoritas Muslim.
"Kami tidak ingin mengganggu protes yang berjalan damai, tapi kami tidak mengizinkan kekerasan saat melakukan protes," kata juru bicara Kantor Penasehat Negara, Zaw Htay.
Sedangkan sebuah badan yang ditunjuk pemerintah untuk mengawasi rahib Budha Myanmar, Komite Negara Sangha Maha Nayaka, mengeluarkan pernyataan pekan ini dengan mengatakan tidak pernah mendukung kelompok nasionalis dan anti Muslim Ma Ba Tha.
(ian)