Erdogan Dilarang Letakkan Kain Kakbah di Peti Muhammad Ali?
Erdogan Dilarang Letakkan Kain Kakbah di Peti Muhammad Ali?
A
A
A
LOUISVILLE - Presiden Turki Tayyip Erdogan batal menghadiri pemakaman legenda tinju dunia, Muhammad Ali di Louisville diduga karena dia mengalami tindakan tidak mengenakkan. Erdogan dilaporkan dilarang meletakkan sepotong kain Kakbah di peti mati Muhammad Ali.
Menurut laporan CNN Turk, selain Erdogan dilarang meletakkan potongan kain Kakbah, kepala urusan direktorat agama Turki juga tidak diizinkan membacakan ayat-ayat Alquran di dekat peti mati Muhammad Ali.
Sehari sebelum sebelum prosesi pemakaman, Erdogan sebenarnya sudah berada di Amerika Serikat (AS). Namun, Erdogan tiba-tiba meninggalkan AS tanpa memberikan penjelasan apa pun.
Pada malam sebelum meninggalkan AS, Erdogan menghadiri pertemuan yang digelar warga Turki dan warga Muslim lainnya yang tinggal di AS. Dalam pertemuan itu, Erdogan menyebut Ali sebagai “suara kaum tertindas”.
”Fakta bahwa dia masuk Islam pada usia 22 di negara seperti AS dan mempertahankan sikap tanpa mengalihkan dari jalan yang dia tahu sebagai hak, itu memikat kekaguman kami,” kata Erdogan, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/6/2016).
Laporan lain dari kantor berita Dogan, menyebut bahwa Erdogan terlibat pertengkaran dengan pejabat dinas rahasia AS.
Namun, kantor Presiden Turki, membantah berbagai spekulasi terkait batalnya Erdogan menghadiri pemakaman Muhammad Ali. Menurut kantor Presiden Turki, Erdogan telah menyelesaikan ibadahnya dan memutuskan untuk lepas landas.
Menurut laporan CNN Turk, selain Erdogan dilarang meletakkan potongan kain Kakbah, kepala urusan direktorat agama Turki juga tidak diizinkan membacakan ayat-ayat Alquran di dekat peti mati Muhammad Ali.
Sehari sebelum sebelum prosesi pemakaman, Erdogan sebenarnya sudah berada di Amerika Serikat (AS). Namun, Erdogan tiba-tiba meninggalkan AS tanpa memberikan penjelasan apa pun.
Pada malam sebelum meninggalkan AS, Erdogan menghadiri pertemuan yang digelar warga Turki dan warga Muslim lainnya yang tinggal di AS. Dalam pertemuan itu, Erdogan menyebut Ali sebagai “suara kaum tertindas”.
”Fakta bahwa dia masuk Islam pada usia 22 di negara seperti AS dan mempertahankan sikap tanpa mengalihkan dari jalan yang dia tahu sebagai hak, itu memikat kekaguman kami,” kata Erdogan, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/6/2016).
Laporan lain dari kantor berita Dogan, menyebut bahwa Erdogan terlibat pertengkaran dengan pejabat dinas rahasia AS.
Namun, kantor Presiden Turki, membantah berbagai spekulasi terkait batalnya Erdogan menghadiri pemakaman Muhammad Ali. Menurut kantor Presiden Turki, Erdogan telah menyelesaikan ibadahnya dan memutuskan untuk lepas landas.
(mas)
Explore More