Australia Dukung Operasi Kebebasan Navigasi AS di LCS
A
A
A
SYDNEY - Australia mendukung pelayaran kapal perang Amerika Serikat (AS) yang menjalankan operasi kebebasan navigasi di dekat kepulauan karang yang disengketakan di Laut China Selatan. Operasi ini sendiri telah mendapat kecaman dari China yang mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan.
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull kepada wartawan mengatakan, ia telah menegaskan dukungannya terhadap AS saat berbicara dengan Presiden Barack Obama melalui sambungan telepon.
"Kami berbicara tentang masalah keamanan di wilayah kami dan mengkonfirmasi komitmen kuat kami untuk kebebasan navigasi di seluruh wilayah dan pentingnya sengketa teritorial yang diselesaikan secara damai dan sesuai dengan hukum internasional," kata Turnbull dikutip dari Reuters, Kamis (12/5/2016).
Sebelumnya, kapal perusak milik AS USS William P. Lawrence berlayar hingga jarak 12 mil laut dari Fiery Cross Reef di Laut China Selatan yang diklaim milik China. Aksi AS ini pun menuai reaksi dari Beijing dengan menganggapnya sebagai ancaman terhadap perdamaian.
Menurut jubir Departemen Pertahanan AS, operasi itu dilakukan untuk menantang klaim maritim berlebihan oleh China, Taiwan dan Vietnam, yang berusaha untuk membatasi hak navigasi di Laut Cina Selatan.
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull kepada wartawan mengatakan, ia telah menegaskan dukungannya terhadap AS saat berbicara dengan Presiden Barack Obama melalui sambungan telepon.
"Kami berbicara tentang masalah keamanan di wilayah kami dan mengkonfirmasi komitmen kuat kami untuk kebebasan navigasi di seluruh wilayah dan pentingnya sengketa teritorial yang diselesaikan secara damai dan sesuai dengan hukum internasional," kata Turnbull dikutip dari Reuters, Kamis (12/5/2016).
Sebelumnya, kapal perusak milik AS USS William P. Lawrence berlayar hingga jarak 12 mil laut dari Fiery Cross Reef di Laut China Selatan yang diklaim milik China. Aksi AS ini pun menuai reaksi dari Beijing dengan menganggapnya sebagai ancaman terhadap perdamaian.
Menurut jubir Departemen Pertahanan AS, operasi itu dilakukan untuk menantang klaim maritim berlebihan oleh China, Taiwan dan Vietnam, yang berusaha untuk membatasi hak navigasi di Laut Cina Selatan.
(ian)