Bantu Sejoli Kawin Lari, Gadis 16 Tahun Dibakar Hidup-hidup
A
A
A
ISLAMABAD - Para tetua suku di Pakistan ditangkap karena memerintahkan pembunuhan brutal terhadap seorang gadis berusia 16 tahun yang membantu sejoli kawin lari. Gadis itu diikat dan dibakar hingga tewas di sebuah kendaraan yang digunakan pasangan untuk melarikan diri.
Pembunuhan itu terjadi pekan lalu di Kota Donga Gali, sekitar 50 kilometer timur laut dari Ibu Kota, Islamabad.
Gadis itu menjadi korban oleh apa yang dikenal sebagai “pembunuhan demi kehormatan”. Pasangan yang dibantu korban untuk kawin lari berasal dari desa di dekat wilayah Makol.
Tindakan kawin lari dianggap melanggar norma-norma budaya di wilayah itu. Sedangkan gadis yang dibakar hidup-hidup dianggap sudah merusak reputasi desa.
“Para tetua membawanya ke tempat yang ditinggalkan di luar desa dan membuatnya tak sadar dengan menyuntik dirinya dengan beberapa obat,” kata kepala polisi distrik setempat, Saeed Wazir, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (6/5/2016).
”Kemudian mereka mendudukkan gadis itu di sebuah van di mana pasangan (kawin lari) menggunakanny untuk melarikan diri. Mereka mengikat tangannya ke kursi dan kemudian menuangkan bensin pada dirinya dan kendaraan,” lanjut Wazir.
Kendaraan itu kemudian dibakar. ”Saya belum pernh melihat serangan barbar seperti ini dalam hidup saya,” ujarnya.
Menurut laporan Reuters, sebanyak 15 anggota dewan suku ditangkap dalam kasus ini. Termasuk ibu dan saudara korban, yang diduga hadir dalam pertemuan di mana hukuman pembunuhan brutal itu diperintahkan dan disetujui.
Laporan lain menyebut ada 13 orang yang ditangkap dan salah satunya mengatakan bahwa gadis itu dicekik sampai tewas—bukan dibius—sebelum van dibakar.
Di Pakistan, dewan suku tidak memiliki kekuatan hukum. Namun, sering dipanggil untuk menyelesaikan konflik-konflik lokal di wilayah barat laut negara itu.
Ratusan “pembunuhan demi kehormatan” telah terjadi di Pakistan, di mana keluarga korban sering terlibat dalam kejahatan tersebut.
Pembunuhan itu terjadi pekan lalu di Kota Donga Gali, sekitar 50 kilometer timur laut dari Ibu Kota, Islamabad.
Gadis itu menjadi korban oleh apa yang dikenal sebagai “pembunuhan demi kehormatan”. Pasangan yang dibantu korban untuk kawin lari berasal dari desa di dekat wilayah Makol.
Tindakan kawin lari dianggap melanggar norma-norma budaya di wilayah itu. Sedangkan gadis yang dibakar hidup-hidup dianggap sudah merusak reputasi desa.
“Para tetua membawanya ke tempat yang ditinggalkan di luar desa dan membuatnya tak sadar dengan menyuntik dirinya dengan beberapa obat,” kata kepala polisi distrik setempat, Saeed Wazir, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (6/5/2016).
”Kemudian mereka mendudukkan gadis itu di sebuah van di mana pasangan (kawin lari) menggunakanny untuk melarikan diri. Mereka mengikat tangannya ke kursi dan kemudian menuangkan bensin pada dirinya dan kendaraan,” lanjut Wazir.
Kendaraan itu kemudian dibakar. ”Saya belum pernh melihat serangan barbar seperti ini dalam hidup saya,” ujarnya.
Menurut laporan Reuters, sebanyak 15 anggota dewan suku ditangkap dalam kasus ini. Termasuk ibu dan saudara korban, yang diduga hadir dalam pertemuan di mana hukuman pembunuhan brutal itu diperintahkan dan disetujui.
Laporan lain menyebut ada 13 orang yang ditangkap dan salah satunya mengatakan bahwa gadis itu dicekik sampai tewas—bukan dibius—sebelum van dibakar.
Di Pakistan, dewan suku tidak memiliki kekuatan hukum. Namun, sering dipanggil untuk menyelesaikan konflik-konflik lokal di wilayah barat laut negara itu.
Ratusan “pembunuhan demi kehormatan” telah terjadi di Pakistan, di mana keluarga korban sering terlibat dalam kejahatan tersebut.
(mas)