Iran Rilis Video Musik untuk Dorong Anak-anak Perang di Irak dan Suriah
A
A
A
TEHERAN - Faksi dari Garda Revolusi Iran (IRGC) merilis video musik propaganda militer dengan tujuan mendorong anak-anak menjadi martir dengan perang di Suriah dan Irak.
Video yang disiarkan stasiun televisi negara Iran menunjukkan anak-anak mengangkat senjata dan menyanyikan lagu berjudul “Martyrs who defend the sacred shrine” yang berarti “martir yang membela kuil suci”.
Dalam video musik itu, anak-anak menyatakan siap untuk mengorbankan hidup mereka, tidak hanya untuk membebaskan Irak dan Suriah, tetapi untuk mencapai Yerusalem.
Video itu diproduksi oleh Bassij Music House, cabang dari Bassij sebuah faksi Garda Revolusi Islam Iran. Video ini diduga merupakan upaya untuk membantu menopang rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang telah dituding menggunakan tentara anak-anak untuk memperkuat jumlah pasukannya.
Anak-anak dalam video itu bernyanyi; "Mari kita bangkit untuk menyelamatkan kuil suci, saya telah bergabung divisi tentara (Imam) Husain, saya membawa surat dari (Imam Ali) untuk mempertahankan kuil suci. Demi pemimpin saya (Ali Khamenei) saya saya siap untuk mengorbankan hidup.Tujuan saya bukan hanya untuk membebaskan Irak dan Suriah, jalan saya adalah tidak hanya melalui kuil suci (di Suriah), tapi tujuan saya adalah untuk mencapai Yerusalem.”
Video ini dikritik oleh kubu oposisi Iran yang tinggal pengasingan. Kubu oposisi menyebut, Iran kembali ke era di mana tentara anak-anak digunakan dalam perang Iran-Irak 1980-1988.
Shahin Gobadi, anggota Komite Luar Negeri Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), mengatakan: "Klip promosi ini pertama-tama memanifestasikan sifat anti-manusia dari rezim yang berusaha untuk memobilisasi anak-anak dari loyalis mereka sendiri sebagai meriam.”
”Ini dan langkah-langkah serupa oleh rezim mullah yang menunjukkan kebuntuan strategi dari rezim Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei untuk mengekspor terorisme dan fundamentalisme ke wilayah tersebut (Suriah). Mereka menunjukkan ketidakpuasan yang meluas di Iran, gila perang rezim (Iran) di Suriah dan isolasi internal,” lanjut Gobadi.
“Setelah berusaha untuk menyebarkan pasukan IRGC-nya dan milisi asing termasuk warga Afghanistan, Libanon, Irak, dan bahkan unit tentara reguler, rezim telah terpaksa merekrut anak-anak untuk perang,” imbuh dia, seperti dikutip IB Times, semalam (29/4/2016).
Video yang disiarkan stasiun televisi negara Iran menunjukkan anak-anak mengangkat senjata dan menyanyikan lagu berjudul “Martyrs who defend the sacred shrine” yang berarti “martir yang membela kuil suci”.
Dalam video musik itu, anak-anak menyatakan siap untuk mengorbankan hidup mereka, tidak hanya untuk membebaskan Irak dan Suriah, tetapi untuk mencapai Yerusalem.
Video itu diproduksi oleh Bassij Music House, cabang dari Bassij sebuah faksi Garda Revolusi Islam Iran. Video ini diduga merupakan upaya untuk membantu menopang rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang telah dituding menggunakan tentara anak-anak untuk memperkuat jumlah pasukannya.
Anak-anak dalam video itu bernyanyi; "Mari kita bangkit untuk menyelamatkan kuil suci, saya telah bergabung divisi tentara (Imam) Husain, saya membawa surat dari (Imam Ali) untuk mempertahankan kuil suci. Demi pemimpin saya (Ali Khamenei) saya saya siap untuk mengorbankan hidup.Tujuan saya bukan hanya untuk membebaskan Irak dan Suriah, jalan saya adalah tidak hanya melalui kuil suci (di Suriah), tapi tujuan saya adalah untuk mencapai Yerusalem.”
Video ini dikritik oleh kubu oposisi Iran yang tinggal pengasingan. Kubu oposisi menyebut, Iran kembali ke era di mana tentara anak-anak digunakan dalam perang Iran-Irak 1980-1988.
Shahin Gobadi, anggota Komite Luar Negeri Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), mengatakan: "Klip promosi ini pertama-tama memanifestasikan sifat anti-manusia dari rezim yang berusaha untuk memobilisasi anak-anak dari loyalis mereka sendiri sebagai meriam.”
”Ini dan langkah-langkah serupa oleh rezim mullah yang menunjukkan kebuntuan strategi dari rezim Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei untuk mengekspor terorisme dan fundamentalisme ke wilayah tersebut (Suriah). Mereka menunjukkan ketidakpuasan yang meluas di Iran, gila perang rezim (Iran) di Suriah dan isolasi internal,” lanjut Gobadi.
“Setelah berusaha untuk menyebarkan pasukan IRGC-nya dan milisi asing termasuk warga Afghanistan, Libanon, Irak, dan bahkan unit tentara reguler, rezim telah terpaksa merekrut anak-anak untuk perang,” imbuh dia, seperti dikutip IB Times, semalam (29/4/2016).
(mas)