Israel Mengaku Berikan Bantuan Intelijen ke Yordania dan Mesir
A
A
A
YERUSALEM - Seorang perwira senior militer Israel mengatakan, pihaknya memberikan bantuan intelijen kepada Yordania dan Mesir dalam usaha kedua negara itu melawan ISIS.
"Mesir terlibat peperangan dengan ISIS di Semenanjung Sinai. Yordania dalam ketakutan munculnya ISIS di kota-kota negara itu. Dan, kami mencoba untuk bekerja dengan mereka guna menyumbangkan sesuatu untuk keamanan mereka," kata Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Israel, Mayjen Yair Golan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/4/2016).
"Bantuan yang diberikan adalah dengan menyediakan data intelijen kami, dan Anda tahu bahwa saat berperang dengan segala macam pemberontakan, intelijen adalah unsur yang paling penting dalam seluruh sistem," tambahnya.
Meskipun menganggap kerjasama militer ini belum pernah terjadi sebelumnya, Golan memperingatkan: "Saya tidak akan menjelaskan bahwa hal ini semacam rekonsiliasi personal. Tapi itu adalah titik awal yang baik dan saya cukup optimis tentang itu."
Jenderal Israel itu pun menilai situasi di Yordanian cukup stabil, meski terjadi peningkatan jumlah pengungsi dari Suriah dan Irak. Kondisi ini juga memunculkan risiko masuknya militan Islam dari perbatasan.
"Populasi Mesir sangat besar dan perjuangan ekonomi selama kekacauan politik baru-baru ini menghadirkan tantangan yang lebih besar. Saya cukup optimis tentang masa depan Mesir, tapi saya berpikir bahwa kita akan mengalami, atau mereka akan mengalami, Anda tahu, krisis di sepanjang jalan," kata Golan.
"Mesir terlibat peperangan dengan ISIS di Semenanjung Sinai. Yordania dalam ketakutan munculnya ISIS di kota-kota negara itu. Dan, kami mencoba untuk bekerja dengan mereka guna menyumbangkan sesuatu untuk keamanan mereka," kata Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Israel, Mayjen Yair Golan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/4/2016).
"Bantuan yang diberikan adalah dengan menyediakan data intelijen kami, dan Anda tahu bahwa saat berperang dengan segala macam pemberontakan, intelijen adalah unsur yang paling penting dalam seluruh sistem," tambahnya.
Meskipun menganggap kerjasama militer ini belum pernah terjadi sebelumnya, Golan memperingatkan: "Saya tidak akan menjelaskan bahwa hal ini semacam rekonsiliasi personal. Tapi itu adalah titik awal yang baik dan saya cukup optimis tentang itu."
Jenderal Israel itu pun menilai situasi di Yordanian cukup stabil, meski terjadi peningkatan jumlah pengungsi dari Suriah dan Irak. Kondisi ini juga memunculkan risiko masuknya militan Islam dari perbatasan.
"Populasi Mesir sangat besar dan perjuangan ekonomi selama kekacauan politik baru-baru ini menghadirkan tantangan yang lebih besar. Saya cukup optimis tentang masa depan Mesir, tapi saya berpikir bahwa kita akan mengalami, atau mereka akan mengalami, Anda tahu, krisis di sepanjang jalan," kata Golan.
(ian)