Mesir Tuan Rumah Pembicaraan untuk Menghidupkan Dialog Israel-Palestina
loading...
A
A
A
KAIRO - Para menteri luar negeri dari Mesir , Yordania , Prancis dan Jerman bertemu di Kairo pada awal pekan ini. Pertemuan itu dilakukan dalam upaya untuk menghidupkan kembali pembicaraan Israel-Palestina yang terhenti sejak 2014.
Dalam sebuah pernyataan bersama, kuartet itu membahas langkah-langkah potensial untuk memajukan Proses Perdamaian Timur Tengah dan bekerja untuk meluncurkan kembali proses perdamaian yang kredibel antara Palestina dan Israel.
Palestina menginginkan sebagai negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan kepada wartawan bahwa kelompok itu ingin bekerja untuk mencegah semua tindakan yang menghambat solusi dua negara.
"Jika solusi dua negara gagal, dunia harus mengatakan jika menerima negara dengan sistem apartheid," kata Safadi seperti dikutip dari Al Araby, Selasa (12/1/2021).
Permukiman Israel di Tepi Barat telah terjadi sejak negara Yahudi menduduki wilayah itu pada tahun 1967. Ini dipercepat di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan selama pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang pro-Israel.(Baca juga: Dapat Izin Pakai, Rusia Siap Kirim Vaksin Covid-19 ke Palestina )
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan pemukiman Israel di Tepi Barat bertentangan dengan hukum internasional dan jika terus berlanjut, itu akan mengurangi kemungkinan berdirinya negara Palestina.
Kelompok empat orang itu juga "menyatakan kesediaannya" untuk bekerja dengan pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden yang akan datang untuk memfasilitasi negosiasi yang mengarah pada perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi.
Kelompok, yang bertemu dua kali tahun lalu di Jerman dan Yordania, mengatakan mereka akan bertemu berikutnya di Paris, tanpa memberikan tanggal. Para menteri itu juga bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.(Baca juga: Israel Tolak Suntik Vaksin COVID-19 Tahanan Palestina, Komisi: Itu Rasis )
Dalam sebuah pernyataan bersama, kuartet itu membahas langkah-langkah potensial untuk memajukan Proses Perdamaian Timur Tengah dan bekerja untuk meluncurkan kembali proses perdamaian yang kredibel antara Palestina dan Israel.
Palestina menginginkan sebagai negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan kepada wartawan bahwa kelompok itu ingin bekerja untuk mencegah semua tindakan yang menghambat solusi dua negara.
"Jika solusi dua negara gagal, dunia harus mengatakan jika menerima negara dengan sistem apartheid," kata Safadi seperti dikutip dari Al Araby, Selasa (12/1/2021).
Permukiman Israel di Tepi Barat telah terjadi sejak negara Yahudi menduduki wilayah itu pada tahun 1967. Ini dipercepat di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan selama pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang pro-Israel.(Baca juga: Dapat Izin Pakai, Rusia Siap Kirim Vaksin Covid-19 ke Palestina )
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan pemukiman Israel di Tepi Barat bertentangan dengan hukum internasional dan jika terus berlanjut, itu akan mengurangi kemungkinan berdirinya negara Palestina.
Kelompok empat orang itu juga "menyatakan kesediaannya" untuk bekerja dengan pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden yang akan datang untuk memfasilitasi negosiasi yang mengarah pada perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi.
Kelompok, yang bertemu dua kali tahun lalu di Jerman dan Yordania, mengatakan mereka akan bertemu berikutnya di Paris, tanpa memberikan tanggal. Para menteri itu juga bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.(Baca juga: Israel Tolak Suntik Vaksin COVID-19 Tahanan Palestina, Komisi: Itu Rasis )
(ber)