Banjir Landa Malawi, 6 Tewas dan 17 Ribu Mengungsi
A
A
A
MZUZU - Enam orang dikabarkan tewas dan 17.000 orang telah kehilangan tempat tinggalnya di kota Mzuzu, sebelah utara Malawi. Kondisi ini disebabkan banjir setelah hujan turun terus menerus selama lebih dari seminggu.
Laporan mengatakan, hujan menghancurkan lebih dari 1.000 rumah, 6 nyawa melayang, dan 10 orang luka-luka. Menurut pihak berwenang Dewan Kota Mzuzu, sebagian besar daerah yang terkena banjir adalah dataran rendah dan telah dianjurkan untuk tidak dibangun perumahan.
Wakil Presiden Malawi yang juga Menteri Urusan Manajemen Bencana, Saulos Chilima, telah berkeliling ke daerah yang terkena bencana. Ia juga bertemu dengan para pengungsi yang sebagian besar berkemah di gedung-gedung gereja dan ruang kelas sekolah, seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (13/4/2016).
Berbicara kepada para pengungsi, sebelum membagikan makanan dan barang-barang bantuan, Chilima menyatakan keprihatinan tentang bencana ini dan ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai.
Chilima juga mendesak kepada warganya untuk tidak menetap di daerah rawan banjir. "Tidak realistis bahwa setiap tahun kita harus menghadapi bencana serupa yang dapat dihindari jika semua orang pindah ke dataran tinggi," katanya.
Banjir menewaskan lebih dari 200 orang pada tahun 2015, sebagian besar dari mereka berasal dari wilayah selatan sepanjang Shire Loire. Banjir 2015 juga menghancurkan tanaman dan menyebabkan lebih dari 2,8 juta orang membutuhkan makanan, dan lebih dari tiga ratus ribu orang mengungsi.
Laporan mengatakan, hujan menghancurkan lebih dari 1.000 rumah, 6 nyawa melayang, dan 10 orang luka-luka. Menurut pihak berwenang Dewan Kota Mzuzu, sebagian besar daerah yang terkena banjir adalah dataran rendah dan telah dianjurkan untuk tidak dibangun perumahan.
Wakil Presiden Malawi yang juga Menteri Urusan Manajemen Bencana, Saulos Chilima, telah berkeliling ke daerah yang terkena bencana. Ia juga bertemu dengan para pengungsi yang sebagian besar berkemah di gedung-gedung gereja dan ruang kelas sekolah, seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (13/4/2016).
Berbicara kepada para pengungsi, sebelum membagikan makanan dan barang-barang bantuan, Chilima menyatakan keprihatinan tentang bencana ini dan ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai.
Chilima juga mendesak kepada warganya untuk tidak menetap di daerah rawan banjir. "Tidak realistis bahwa setiap tahun kita harus menghadapi bencana serupa yang dapat dihindari jika semua orang pindah ke dataran tinggi," katanya.
Banjir menewaskan lebih dari 200 orang pada tahun 2015, sebagian besar dari mereka berasal dari wilayah selatan sepanjang Shire Loire. Banjir 2015 juga menghancurkan tanaman dan menyebabkan lebih dari 2,8 juta orang membutuhkan makanan, dan lebih dari tiga ratus ribu orang mengungsi.
(ian)