Korut Rilis Rincian Program Senjata Nuklir Miliknya
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengungkap rincian program pengembangan senjata untuk pertama kalinya. Rincian itu termasuk pengembangan rudal nuklir jarak jauh, meskipun tengah dijatuhi sanksi internasional.
Selama ini, dunia internasional mengandalkan gambar citra satelit untuk mendapatkan informasi mengenai program senjata Korut. Cara lainnya adalah dengan mengumpulkan sampel kecil dari partikel atom pasca tes nuklir, serta bagian yang hancur dan utuh dari peluncuran roket jarak jauh.
Namun, dalam waktu sebulan lebih, Korut telah menerbitkan artikel rincian dengan technicolor fotografi pada berbagai tes dan kegiatan lain yang mengarah ke upaya cepat untuk membangun rudal balistik antar benua (ICBM) bersenjata nuklir.
"Keterbukaan ini menunjukkan bahwa strategi diplomatik sama seperti yang digunakan oleh militer: sangat penting bagi Pyongyang tidak hanya menunjukkan kapabilitas mereka, tetapi juga membuat kita untuk percaya tentang kemampuan mereka," kata insinyur kedirgantaraan yang mengkhususkan diri dalam sistem satelit dan peluncuran kendaraan propulsi, John Schilling, dikutip dari laman Reuters, Rabu (13/4/2016).
Sedangkan ahli roket yang berbasis di International Institute for Strategic Studies, Michael Elleman, menyatakan hal itu menunjukkan jika Korut tidak menurunkan program nuklir mereka, meski mendapat sanksi dari PBB.
"Petunjuk, pernyataan dan tes muncul untuk menjadi bagian dari kampanye guna membangun narasi bahwa Pyongyang memiliki, atau akan segera memiliki, sebuah rudal jarak jauh yang bersenjata nuklir yang bisa mengancam daratan Amerika Serikat (AS)," katanya.
Selama ini, dunia internasional mengandalkan gambar citra satelit untuk mendapatkan informasi mengenai program senjata Korut. Cara lainnya adalah dengan mengumpulkan sampel kecil dari partikel atom pasca tes nuklir, serta bagian yang hancur dan utuh dari peluncuran roket jarak jauh.
Namun, dalam waktu sebulan lebih, Korut telah menerbitkan artikel rincian dengan technicolor fotografi pada berbagai tes dan kegiatan lain yang mengarah ke upaya cepat untuk membangun rudal balistik antar benua (ICBM) bersenjata nuklir.
"Keterbukaan ini menunjukkan bahwa strategi diplomatik sama seperti yang digunakan oleh militer: sangat penting bagi Pyongyang tidak hanya menunjukkan kapabilitas mereka, tetapi juga membuat kita untuk percaya tentang kemampuan mereka," kata insinyur kedirgantaraan yang mengkhususkan diri dalam sistem satelit dan peluncuran kendaraan propulsi, John Schilling, dikutip dari laman Reuters, Rabu (13/4/2016).
Sedangkan ahli roket yang berbasis di International Institute for Strategic Studies, Michael Elleman, menyatakan hal itu menunjukkan jika Korut tidak menurunkan program nuklir mereka, meski mendapat sanksi dari PBB.
"Petunjuk, pernyataan dan tes muncul untuk menjadi bagian dari kampanye guna membangun narasi bahwa Pyongyang memiliki, atau akan segera memiliki, sebuah rudal jarak jauh yang bersenjata nuklir yang bisa mengancam daratan Amerika Serikat (AS)," katanya.
(ian)