Pemimpin Wanita Partai Buruh Skotlandia Mengaku Pacari Perempuan
A
A
A
EDINBURGH - Kezia Dugdale, 34, pemimpin Partai Buruh Skotlandia mengaku menjalin hubungan asmara dengan seorang perempuan.
Politikus top Skotlandia ini dikenal kontroversial dan pernah dikirtik karena dianggap tidak mendukung kemerdekaan Skotlandia.
Berbicara kepada Fabian Review, politikus muda Skotlandia ini blak-blakan bahwa dia memang penyuka sesama jenis. ”Saya memiliki pasangan wanita, saya tidak berbicara tentang hal itu banyak karena saya tidak merasa perlu,” katanya.
Menurutnya, hal itu adalah urusan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan profesinya sebagai politisi. ”Saya perlu sedikit stabilitas, yang berarti kehidupan pribadi saya adalah kehidupan pribadi saya,” ujarnya.
“Itu hal hanya saya miliki, tak seorang pun berhak mengusik,” kata Dugdale, seperti dikutip IB Times, semalam (2/4/2016).
Pengakuan perihal kehidupan pribadinya itu muncul setelah dia dikritik karena tidak mendukung referendum kedua untuk kemerdekaan Skotlandia dari Inggris.
Pemimpin Konservatif Skotlandia, Ruth Davidson menuduh partai yang dipimpin Dugdale tidak "menghormati" hasil dari referendum 2014.
Dalam wawancara yang diterbitkan pada tanggal 1 April, Dugdale mengulangi bahwa Partai Buruh tidak akan memperkenalkan referendum kemerdekaan lain. Dia menambahkan bahwa dia akan secara pribadi tinggal di Inggris dalam referendum yang mungkin berlangsung di masa depan.
Politikus top Skotlandia ini dikenal kontroversial dan pernah dikirtik karena dianggap tidak mendukung kemerdekaan Skotlandia.
Berbicara kepada Fabian Review, politikus muda Skotlandia ini blak-blakan bahwa dia memang penyuka sesama jenis. ”Saya memiliki pasangan wanita, saya tidak berbicara tentang hal itu banyak karena saya tidak merasa perlu,” katanya.
Menurutnya, hal itu adalah urusan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan profesinya sebagai politisi. ”Saya perlu sedikit stabilitas, yang berarti kehidupan pribadi saya adalah kehidupan pribadi saya,” ujarnya.
“Itu hal hanya saya miliki, tak seorang pun berhak mengusik,” kata Dugdale, seperti dikutip IB Times, semalam (2/4/2016).
Pengakuan perihal kehidupan pribadinya itu muncul setelah dia dikritik karena tidak mendukung referendum kedua untuk kemerdekaan Skotlandia dari Inggris.
Pemimpin Konservatif Skotlandia, Ruth Davidson menuduh partai yang dipimpin Dugdale tidak "menghormati" hasil dari referendum 2014.
Dalam wawancara yang diterbitkan pada tanggal 1 April, Dugdale mengulangi bahwa Partai Buruh tidak akan memperkenalkan referendum kemerdekaan lain. Dia menambahkan bahwa dia akan secara pribadi tinggal di Inggris dalam referendum yang mungkin berlangsung di masa depan.
(mas)