Rusia Sebut Turki Pemasok Utama Senjata untuk ISIS
A
A
A
NEW YORK - Duta besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin mengatakan, Turki adalah pemasok utama senjata dan amunisi untuk ISIS. Proses transfer senjata dan amunisi itu diawasi langsung oleh Organisasi Intelijen Nasional negara itu dalam konvoi bantuan kemanusiaan.
Hal itu terungkap dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan PBB. Dalam surat tersebut, Churkin juga menyatakan bahwa bahan peledak dan bahan kimia industri senilai USD 1,9 juta telah diselundupkan lewat perbatasan Turki untuk kelompok ekstrimis seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (2/4/2016).
Dalam suratnya, Churkin juga menyatakan bahwa pendanaan terhadap aktivitas itu diduga diatur oleh tiga yayasan. Salah satu yayasan tersebut telah mengirimkan 7.500 kendaraan dengan berbagai perlengkapan ke wilayah yang dikuasai ISIS sejak 2011.
Surat itu mengatakan, bahwa di antara pasokan amunisi yang dikirim ke ISIS termasuk diantaranya sistem rudal anti-tank TOW, peluncur granat RPG-7 dan senjata kecil, senapan recoilless M-60, pelontar mortar 82 mm , granat tangan, alat komunikasi dan peralatan dari jasa intelijen Turki.
Menanggapi beredarnya surat tersebut, juru bicara Dubes Turki untuk PBB menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak mendasar. Ia juga menyatakan bahwa banyak warga Turki yang menjadi korban serangan ISIS dan menyebutnya sebagai ancaman nasional. Sebaliknya, ia menuding Rusia tengah mengalihkan isu pembantaian warga sipil di Suriah akibat serangan udaranya.
Hal itu terungkap dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan PBB. Dalam surat tersebut, Churkin juga menyatakan bahwa bahan peledak dan bahan kimia industri senilai USD 1,9 juta telah diselundupkan lewat perbatasan Turki untuk kelompok ekstrimis seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (2/4/2016).
Dalam suratnya, Churkin juga menyatakan bahwa pendanaan terhadap aktivitas itu diduga diatur oleh tiga yayasan. Salah satu yayasan tersebut telah mengirimkan 7.500 kendaraan dengan berbagai perlengkapan ke wilayah yang dikuasai ISIS sejak 2011.
Surat itu mengatakan, bahwa di antara pasokan amunisi yang dikirim ke ISIS termasuk diantaranya sistem rudal anti-tank TOW, peluncur granat RPG-7 dan senjata kecil, senapan recoilless M-60, pelontar mortar 82 mm , granat tangan, alat komunikasi dan peralatan dari jasa intelijen Turki.
Menanggapi beredarnya surat tersebut, juru bicara Dubes Turki untuk PBB menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak mendasar. Ia juga menyatakan bahwa banyak warga Turki yang menjadi korban serangan ISIS dan menyebutnya sebagai ancaman nasional. Sebaliknya, ia menuding Rusia tengah mengalihkan isu pembantaian warga sipil di Suriah akibat serangan udaranya.
(ian)