ISIS Penggal Remaja 16 Tahun karena Absen Salat Jumat
A
A
A
JARABLUS - Seorang remaja lelaki 16 tahun di Suriah dipenggal kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) setelah dia tidak hadir dalam jemaah Salat Jumat, di Jarablus, Suriah.
Remaja itu ditangkap pada hari Sabtu oleh “polisi rahasia” kelompok ISIS setelah dia ditemukan bersembunyi di rumah kerabatnya di dekat perbatasan Turki dan Suriah. Eksekusi itu pertama kali dilaporkan kantor berita Kurdi hari Minggu (6/3/2016) kemarin.
”Anak laki-laki yang ditangkap didakwa dengan tuduhanbid’ah, tuduhan yang paling serius dalam sistem hukum ISIS,” kata Nasar Taljabini, warga Jarablus.
Taljabini mengatakan, remaja itu didakwa beberapa menit. ”Dan kemudian dibawa pergi ke alun-alun kota di mana dia dipenggal di depan orang-orang dalam jumlah besar yang berkumpul untuk menyaksikan eksekusi,” lanjut dia, seperti dikutip Jerusalem Post.
ISIS merebut Kota Jarablus tahun 2014, ketika menaklukkan sebagian besar wilayah Suriah utara, termasuk daerah yang melintasi perbatasan Turki dan Sungai Efrat.
”Sebelum eksekusi, perwakilan dari pengadilan Syariah untuk ISIS datang dengan pengeras suara dan membacakan putusan. Dia kemudian berjanji bahwa jika orang lain melewatkan layanan ibadah, mereka juga akan mengalami nasib yang sama,” kata Taljabini.
Beberapa jam sebelum eksekusi brutal di Jarabulus berlangsung, kelompok itu menyerukan umat Islam Rusia untuk membunuh orang-orang di Rusia yang dianggap murtad. Kelompok ISIS juga mengancam akan menyerang Presiden Vladimir Putin dan menerapkan hukum syariah versi kelompok itu di Rusia.
Remaja itu ditangkap pada hari Sabtu oleh “polisi rahasia” kelompok ISIS setelah dia ditemukan bersembunyi di rumah kerabatnya di dekat perbatasan Turki dan Suriah. Eksekusi itu pertama kali dilaporkan kantor berita Kurdi hari Minggu (6/3/2016) kemarin.
”Anak laki-laki yang ditangkap didakwa dengan tuduhanbid’ah, tuduhan yang paling serius dalam sistem hukum ISIS,” kata Nasar Taljabini, warga Jarablus.
Taljabini mengatakan, remaja itu didakwa beberapa menit. ”Dan kemudian dibawa pergi ke alun-alun kota di mana dia dipenggal di depan orang-orang dalam jumlah besar yang berkumpul untuk menyaksikan eksekusi,” lanjut dia, seperti dikutip Jerusalem Post.
ISIS merebut Kota Jarablus tahun 2014, ketika menaklukkan sebagian besar wilayah Suriah utara, termasuk daerah yang melintasi perbatasan Turki dan Sungai Efrat.
”Sebelum eksekusi, perwakilan dari pengadilan Syariah untuk ISIS datang dengan pengeras suara dan membacakan putusan. Dia kemudian berjanji bahwa jika orang lain melewatkan layanan ibadah, mereka juga akan mengalami nasib yang sama,” kata Taljabini.
Beberapa jam sebelum eksekusi brutal di Jarabulus berlangsung, kelompok itu menyerukan umat Islam Rusia untuk membunuh orang-orang di Rusia yang dianggap murtad. Kelompok ISIS juga mengancam akan menyerang Presiden Vladimir Putin dan menerapkan hukum syariah versi kelompok itu di Rusia.
(mas)