Militer Turki Latih Tentara Bayaran di Perbatasan Crimea
A
A
A
SIMFEROPOL - Wakil Perdana Menteri Republik Crimea mengatakan, instruktur militer Turki telah berkumpul di wilayah selatan Ukraina, Kherson, yang berbatasan dengan Crimea. Mereka bertujuan untuk melatih tentara bayaran.
"Kami memiliki informasi yang dapat dipercaya, banyak instruktur militer dari Turki yang telah berkumpul di Kherson, Daerah Ukraina. Saat ini, ada upaya untuk menciptakan tempat latihan bagi tentara bayaran untuk bertempur di medan terbuka dan lingkungan perkotaan," kata Ruslan Balbek, dikutip dari Sputniknews, Sabtu (5/3/2016).
Menurut Balbek, latihan tersebut didukung oleh Mejlis sebuah badan pemerintahan dari Tatar Krimea. Tatar Krimea adalah kelompok etnis Turki yang saat ini menyumbang sekitar 13 persen, atau sekitar 260.000 jiwa dari penduduk Crimea.
Balbek juga mengatakan, Turki tertarik pada destabilisasi situasi politik di Ukraina dan bertindak secara independen tanpa sepengetahuan pihak berwenang di Kiev. Menurutnya, wilayah Kherson telah kedatangan kelompok radikal dari Turki, serta militan yang berjuang untuk ISIS di Suriah.
Seperti diketahui, Crimea bergabung dengan Rusia pada Maret 2014, setelah 96 persen dari penduduk semenanjung ini mendukung langkah untuk bergabung dengan Moskow dalam referendum.
"Kami memiliki informasi yang dapat dipercaya, banyak instruktur militer dari Turki yang telah berkumpul di Kherson, Daerah Ukraina. Saat ini, ada upaya untuk menciptakan tempat latihan bagi tentara bayaran untuk bertempur di medan terbuka dan lingkungan perkotaan," kata Ruslan Balbek, dikutip dari Sputniknews, Sabtu (5/3/2016).
Menurut Balbek, latihan tersebut didukung oleh Mejlis sebuah badan pemerintahan dari Tatar Krimea. Tatar Krimea adalah kelompok etnis Turki yang saat ini menyumbang sekitar 13 persen, atau sekitar 260.000 jiwa dari penduduk Crimea.
Balbek juga mengatakan, Turki tertarik pada destabilisasi situasi politik di Ukraina dan bertindak secara independen tanpa sepengetahuan pihak berwenang di Kiev. Menurutnya, wilayah Kherson telah kedatangan kelompok radikal dari Turki, serta militan yang berjuang untuk ISIS di Suriah.
Seperti diketahui, Crimea bergabung dengan Rusia pada Maret 2014, setelah 96 persen dari penduduk semenanjung ini mendukung langkah untuk bergabung dengan Moskow dalam referendum.
(ian)