Angela Merkel Ngeri dengan Pengeboman Rusia di Suriah

Selasa, 09 Februari 2016 - 11:17 WIB
Angela Merkel Ngeri dengan Pengeboman Rusia di Suriah
Angela Merkel Ngeri dengan Pengeboman Rusia di Suriah
A A A
BERLIN - Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan dia merasa ngeri dengan penderitaan yang disebabkan oleh pengebom Rusia di Suriah di sekitar Aleppo. Serangan udara Rusia itu untuk membantu pasukan rezim Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.

Pengeboman oleh Rusia itu dilaporkan telah membuat puluhan ribu warga sipil melarikan diri dari Aleppo ke dekat perbatasan Turki.

Kami telah melihat dalam beberapa hari terakhir, tidak hanya terkejut tapi ngeri dengan apa yang telah menyebabkan penderitaan manusia di jalan, di mana puluhan ribu orang menderita oleh bom-bom terutama dari pihak Rusia,” kata Merkel setelah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, seperti dikutip dari Guardian, Selasa (9/2/2016).


Merkel mengatakan, kedua negara akan mendorong PBB untuk menjalankan resolusi soal seruan penghentian serangan terhadap penduduk sipil di Suriah.


Menurut Merkel, aksi Moskow merupakan pelanggaran resolusi PBB karena serangan ditargetkan langsug pada warga sipil.

Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, juga mengkritik serangan udara di Aleppo. ”Gambar-gambar dramatis sampai pada kita dari perbatasan Suriah-Turki, yang menunjukkan satu hal; mereka yang berpikir bahwa mereka dapat memaksa solusi militer untuk konflik di Suriah, itu salah,” ujarnya kepada Spiegel.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pemberontak Suriah telah meninggalkan Desa Aqlamiyah, Deir Jamal dan Mareanar pada hari Minggu atas desakan warga yang takut rumah mereka akan dibom.


Tuduhan Rusia menyerang warga sipil sudah berkali-kali disuarakan negara-negara Barat. Namun, Kremlin telah membantahnya dengan mengklaim bahwa serangan udara Rusia hanya ditargetkan pada kelompok teroris.


Komentar Merkel itu bersamaan dengan laporan Human Rights Watch yang menuduh operasi militer Rusia dan Suriah telah menggunakan bom tandan. Serangan dengan bom berbahaya itu setidaknya berlangsung 14 kali sejak 26 Januari 2016.

Kelompok HAM itu menyebut 37 warga sipil tewas oleh serangan tersebut. Juru bicara militer Rusia, Igor Konashenkov, pada Desember 2015 menegaskan bahwa tidak ada bom tandan di pangkalan udara Rusia di Suriah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6019 seconds (0.1#10.140)