Serangan Udara AS di Afghanistan Hancurkan Stasiun Radio ISIS
A
A
A
KABUL - Serangan udara Amerika Serikat (AS) di wilayah terpencil di Afghanistan telah menghancurkan sebuah stasiun radio yang dioperasikan oleh kelompok Negara Islam Irak Suriah alias ISIS.
Pejabat militer AS yang berbicara dengan kondisi anonim mengatakan, bahwa Voice of Khilafah, radio yang dioperasikan oleh ISIS di dekat perbatasan dengan Pakistan telah hancur dalam sebuah serangan udara AS, dikutip dari laman ABC News, Selasa (2/2/2016).
Namun, dalam pernyataan resminya, juru bicara misi AS-NATO di Afghanistan Kolonel Mike Lawhorn tidak menyinggung hal tersebut. "Pasukan AS melakukan dua serangan udara kontra terorisme di distrik Achina di Provinsi Nangarhar," kata Lahorn tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara juru bicara gubernur Nangarhar, Attaullah Khogyani mengatakan, serangan itu telah membunuh 21 anggota kelompok ISIS, termasuk lima orang yang bekerja untuk stasiun radio.
ISIS telah menunjukkan keberadaannya di Afghanistan pada tahun lalu dengan membangun basis militer di distrik dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan. Mereka lantas membangun radio ilegal untuk menyebarkan pesan kelompok tersebut, mengeluarkan ancaman kepada wartawan di ibukota provinsi Jalalabad dan mencoba untuk merekrut orang-orang muda untuk penyebabnya.
Radio adalah media yang kuat di Afghanistan, di mana kebanyakan orang tidak memiliki televisi, dan hanya 10 persen dari populasi memiliki akses ke internet. Sebaliknya, hampir semua orang memiliki akses ke radio, dengan sekitar 175 stasiun yang beroperasi di seluruh negeri.
Pejabat militer AS yang berbicara dengan kondisi anonim mengatakan, bahwa Voice of Khilafah, radio yang dioperasikan oleh ISIS di dekat perbatasan dengan Pakistan telah hancur dalam sebuah serangan udara AS, dikutip dari laman ABC News, Selasa (2/2/2016).
Namun, dalam pernyataan resminya, juru bicara misi AS-NATO di Afghanistan Kolonel Mike Lawhorn tidak menyinggung hal tersebut. "Pasukan AS melakukan dua serangan udara kontra terorisme di distrik Achina di Provinsi Nangarhar," kata Lahorn tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara juru bicara gubernur Nangarhar, Attaullah Khogyani mengatakan, serangan itu telah membunuh 21 anggota kelompok ISIS, termasuk lima orang yang bekerja untuk stasiun radio.
ISIS telah menunjukkan keberadaannya di Afghanistan pada tahun lalu dengan membangun basis militer di distrik dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan. Mereka lantas membangun radio ilegal untuk menyebarkan pesan kelompok tersebut, mengeluarkan ancaman kepada wartawan di ibukota provinsi Jalalabad dan mencoba untuk merekrut orang-orang muda untuk penyebabnya.
Radio adalah media yang kuat di Afghanistan, di mana kebanyakan orang tidak memiliki televisi, dan hanya 10 persen dari populasi memiliki akses ke internet. Sebaliknya, hampir semua orang memiliki akses ke radio, dengan sekitar 175 stasiun yang beroperasi di seluruh negeri.
(ian)