Diimingi Duit Rp13,6 Juta, ISIS Rekrut Orang-orang Miskin Afrika
Selasa, 02 Februari 2016 - 07:56 WIB

Diimingi Duit Rp13,6 Juta, ISIS Rekrut Orang-orang Miskin Afrika
A
A
A
SIRTE - Kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS merekrut anggota baru dari negara-negara paling miskin di Afrika untuk dijadikan tentara. ISIS atau Daesh menawarkan uang USD1.000 atau sekitar Rp13,6 juta untuk menggoda orang-orang miskin di Chad, Mali dan Sudan.
Hal itu diungkap intelijen Libya. ISIS saat ini menduduki Kota Sirte, yang menjadi “rumah” bekas diktator Muammar Gaddafi.
Kolonel Ismail Syukri, Kepala Intelijen Militer Libya di Misrata, mengatakan bahwa sekitar 70 persen dari tentara ISIS di Sirte terdiri dari militan luar perbatasan Libya. ”Mayoritas--saya tidak bisa mengatakan dengan tepat berapa banyak--adalah warga Tunisia, sedangkan sisanya sebagian besar terdiri dari Sudan, Mesir dan kemudian orang-orang dari negara-negara Sub-Sahara yang membentang dari Chad dan Nigeria, bersama dengan beberapa warga dari Aljazair dan Teluk,” katanya, seperti dikutip IB Times, Selasa (2/2/2016).
“Sayangnya, kita memiliki perbatasan besar yang terbuka dan daerah panjang terbuka, dan melalui rute untuk imigrasi ilegal, kita sekarang memiliki semua ideologi yang datang melalui itu. Itulah salah satu alasan mengapa ISIS telah datang ke Libya,” lanjut dia.
Jamal Zubia, Kepala Direktorat Media Asing di Kongres Nasional Umum Libya, menambahkan;"Kami mendengar bahwa Voyage (ISIS) menawarkan orang-orang hingga USD1.000 untuk datang dan berjuang untuk mereka. Itulah banyaknya uang (yang ditawarkan) di banyak wilayah bagian Afrika.”
Uang sebanyak itu setara dengan gaji setahun warga di negara-negara miskin di Afrika. Kolonel Munsif Al-Walda, seorang perwira polisi senior di dekat Kota Misrata, mencemaskan kedatangan para migran ilegal ke Libya. ”Imigrasi ilegal adalah ancaman karena membawa dan mendorong militan asing untuk datang dan berperang bersama ISIS,” katanya kepada Telegraph.
”Sebagian besar migran ingin pergi ke Eropa, tetapi beberapa ingin bergabung dengan ISIS. Sayangnya, di sini, di Libya kita benar di tengah-tengah jalur tikus migrasi,” ujarnya.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah menawarkan Tripoli paket bantuan, termasuk pengiriman 1.000 tentara Inggris dan 5.000 tentara Italia yang akan melatih tentara Libya untuk mengatasi ancaman ISIS.
Hal itu diungkap intelijen Libya. ISIS saat ini menduduki Kota Sirte, yang menjadi “rumah” bekas diktator Muammar Gaddafi.
Kolonel Ismail Syukri, Kepala Intelijen Militer Libya di Misrata, mengatakan bahwa sekitar 70 persen dari tentara ISIS di Sirte terdiri dari militan luar perbatasan Libya. ”Mayoritas--saya tidak bisa mengatakan dengan tepat berapa banyak--adalah warga Tunisia, sedangkan sisanya sebagian besar terdiri dari Sudan, Mesir dan kemudian orang-orang dari negara-negara Sub-Sahara yang membentang dari Chad dan Nigeria, bersama dengan beberapa warga dari Aljazair dan Teluk,” katanya, seperti dikutip IB Times, Selasa (2/2/2016).
“Sayangnya, kita memiliki perbatasan besar yang terbuka dan daerah panjang terbuka, dan melalui rute untuk imigrasi ilegal, kita sekarang memiliki semua ideologi yang datang melalui itu. Itulah salah satu alasan mengapa ISIS telah datang ke Libya,” lanjut dia.
Jamal Zubia, Kepala Direktorat Media Asing di Kongres Nasional Umum Libya, menambahkan;"Kami mendengar bahwa Voyage (ISIS) menawarkan orang-orang hingga USD1.000 untuk datang dan berjuang untuk mereka. Itulah banyaknya uang (yang ditawarkan) di banyak wilayah bagian Afrika.”
Uang sebanyak itu setara dengan gaji setahun warga di negara-negara miskin di Afrika. Kolonel Munsif Al-Walda, seorang perwira polisi senior di dekat Kota Misrata, mencemaskan kedatangan para migran ilegal ke Libya. ”Imigrasi ilegal adalah ancaman karena membawa dan mendorong militan asing untuk datang dan berperang bersama ISIS,” katanya kepada Telegraph.
”Sebagian besar migran ingin pergi ke Eropa, tetapi beberapa ingin bergabung dengan ISIS. Sayangnya, di sini, di Libya kita benar di tengah-tengah jalur tikus migrasi,” ujarnya.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah menawarkan Tripoli paket bantuan, termasuk pengiriman 1.000 tentara Inggris dan 5.000 tentara Italia yang akan melatih tentara Libya untuk mengatasi ancaman ISIS.
(mas)