Korsel Minta Bantuan China untuk Hukum Korut
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) mendesak China sebagai satu-satunya negara yang menjadi sekutu dari Korea Utara (Korut) untuk membantu menghukum Pyongyang terkait uji coba nuklir yang baru-baru ini dilakukan. Seoul meminta Beijing untuk menjatuhkan hukuman terberat untuk Pyongyang.
Presiden Korsel Park Geun-hey mengatakan, Korsel akan mendorong agar Pyongyang dijatuhkan sanksi yang keras agar bisa terjadi perubahan di Korut. Namun, untuk mewujudkan hal itu, bantuan China sangatlah penting.
"Memegang tangan seseorang dalam situasi yang sulit adalah tanda dari seorang mitra yang baik. Saya percaya, China sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, akan memainkan perang penting," kata Geun-hye seperti disitir dari Military Times, Rabu (13/1/2016).
Dalam kesempatan itu, Geun-hye juga menegaskan jika Korsel akan terus melanjutkan kampanye anti Pyongyangnya melalui speaker-speaker yang ada di daerah perbatasan. Menurutnya hal itu adalah alat perang yang paling pas dan paling efektif secara psikologis.
Park juga mengatakan, dalam siaran terakhir di perbatasan, tentara garis depan Korut akhirnya mempelajari kebenaran tentang pemerintahan otoriter dan cacat di Pyongyang. "Ancaman yang paling ampuh untuk totalitarianisme adalah kekuatan kebenaran," kata Geun-hye.
Presiden Korsel Park Geun-hey mengatakan, Korsel akan mendorong agar Pyongyang dijatuhkan sanksi yang keras agar bisa terjadi perubahan di Korut. Namun, untuk mewujudkan hal itu, bantuan China sangatlah penting.
"Memegang tangan seseorang dalam situasi yang sulit adalah tanda dari seorang mitra yang baik. Saya percaya, China sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, akan memainkan perang penting," kata Geun-hye seperti disitir dari Military Times, Rabu (13/1/2016).
Dalam kesempatan itu, Geun-hye juga menegaskan jika Korsel akan terus melanjutkan kampanye anti Pyongyangnya melalui speaker-speaker yang ada di daerah perbatasan. Menurutnya hal itu adalah alat perang yang paling pas dan paling efektif secara psikologis.
Park juga mengatakan, dalam siaran terakhir di perbatasan, tentara garis depan Korut akhirnya mempelajari kebenaran tentang pemerintahan otoriter dan cacat di Pyongyang. "Ancaman yang paling ampuh untuk totalitarianisme adalah kekuatan kebenaran," kata Geun-hye.
(ian)