Tunda Manuver di Laut China Selatan, Nyali AS Dikritik
A
A
A
WASHINGTON - Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat Amerika Serikat (AS) John McCain mengkritik nyali pemerintahan Barack Obama yang menunda patroli “kebebasan navigasi” di Laut China Selatan. Penundaan manuver AS itu dianggap memberi kesempatan China untuk mengejar ambisi dalam menguasai kawasan teritorial yang jadi sengketa itu.
China selama ini gencar melakukan reklamasi di Kepulauan Spratly di kawasan Laut China Selatan. Kepulauan itu jadi sengketa antara China dan beberapa negara ASEAN.
McCain mencatat kurangnya patroli AS di Laut China Selatan pada tahun 2015.”Mengecewakan, tidak mengherankan,” katanya. China justru telah mendaratkan pesawat untuk pertama kalinya di kepualauan tersebut.
”Pemerintahan Obama belum mampu untuk mengelola kompleksitas antar-keamanan nasional dan pengambilan keputusan atau terlalu berisiko menolak untuk melakukan apa yang diperlukan guna menjaga tatanan aturan yang berbasis di Asia-Pasifik,” lanjut kritikan senator terkemuka AS itu, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/1/2015).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, pada hari Senin, mengatakan bahwa pendaratan pertama pesawat China di sebuah pulau yang disengketakan dapat menimbulkan ketegangan.”Dan mengancam stabilitas regional,” katanya.
”Kami kembali meminta semua pengadu (negara-negara bersengketa) untuk menghentikan reklamasi lahan dan pengembangan lebih lanjut dari fasilitas baru dan militerisasi di pos-pos mereka,” kata Kirby.
China selama ini gencar melakukan reklamasi di Kepulauan Spratly di kawasan Laut China Selatan. Kepulauan itu jadi sengketa antara China dan beberapa negara ASEAN.
McCain mencatat kurangnya patroli AS di Laut China Selatan pada tahun 2015.”Mengecewakan, tidak mengherankan,” katanya. China justru telah mendaratkan pesawat untuk pertama kalinya di kepualauan tersebut.
”Pemerintahan Obama belum mampu untuk mengelola kompleksitas antar-keamanan nasional dan pengambilan keputusan atau terlalu berisiko menolak untuk melakukan apa yang diperlukan guna menjaga tatanan aturan yang berbasis di Asia-Pasifik,” lanjut kritikan senator terkemuka AS itu, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/1/2015).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, pada hari Senin, mengatakan bahwa pendaratan pertama pesawat China di sebuah pulau yang disengketakan dapat menimbulkan ketegangan.”Dan mengancam stabilitas regional,” katanya.
”Kami kembali meminta semua pengadu (negara-negara bersengketa) untuk menghentikan reklamasi lahan dan pengembangan lebih lanjut dari fasilitas baru dan militerisasi di pos-pos mereka,” kata Kirby.
(mas)