Presiden Ceko: Antek ISIS, Turki Tak Boleh Gabung Uni Eropa
A
A
A
NORTH BOHEMIA - Presiden Ceko, Milos Zeman, mengatakan Turki tidak boleh menjadi anggota Uni Eropa. Alasannya, perilaku Turki seperti menjadi antek ISIS.
”Saya pikir Turki memang anggota dari NATO, tapi kadang-kadang berperilaku seolah-olah (negara) itu lebih cenderung jadi sekutu ISIS. Negara ini akan menghapus minyak dari Suriah, mendanai ISIS,” kata Zeman, seperti dikutip surat kabar Parlamentni Listy.
Pernyataan Presiden Zeman itu muncul saat berkunjung ke North Bohemia. Zeman menyindir kebijakan Turki yang menggunakan prinsip “musuh dari musuh saya adalah teman saya". Sindiran itu mengacu pada tindakan Turki yang memerangi pasukan Kurdi. Padahal, pasukan Kurdi selama ini berjuang aktif memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dengan alasan itulah, Presiden Zeman berhati-hati dengan Turki dan menurutnya tidak ada alasan bagi Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa.
Presiden Zeman menepis niat Uni Eropa untuk membayar 3 miliar Euro ke Ankara untuk memenuhi kebutuhan 2,2 juta pengungsi Suriah di negara itu.
”Kekaisaran Romawi, sebelum runtuh, juga membayar uang upeti kepada barbar bagi mereka untuk tidak mencuri wilayahnya. Turki, pada bagiannya, mampu menerima pengungsi ini bukan hanya karena mereka menampung sebagian kecil dari populasi secara keseluruhan, tetapi mereka berbagi karena agama yang sama (dengan Turki),” ujarnya, sebagaimana dilansir Russia Today, semalam.
Pada bulan November, Turki menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa pada pertemuan puncak di Brussels, di mana negara itu akan membantu membendung arus migran ke Eropa dengan imbalan 3 miliar Euro.
”Saya pikir Turki memang anggota dari NATO, tapi kadang-kadang berperilaku seolah-olah (negara) itu lebih cenderung jadi sekutu ISIS. Negara ini akan menghapus minyak dari Suriah, mendanai ISIS,” kata Zeman, seperti dikutip surat kabar Parlamentni Listy.
Pernyataan Presiden Zeman itu muncul saat berkunjung ke North Bohemia. Zeman menyindir kebijakan Turki yang menggunakan prinsip “musuh dari musuh saya adalah teman saya". Sindiran itu mengacu pada tindakan Turki yang memerangi pasukan Kurdi. Padahal, pasukan Kurdi selama ini berjuang aktif memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dengan alasan itulah, Presiden Zeman berhati-hati dengan Turki dan menurutnya tidak ada alasan bagi Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa.
Presiden Zeman menepis niat Uni Eropa untuk membayar 3 miliar Euro ke Ankara untuk memenuhi kebutuhan 2,2 juta pengungsi Suriah di negara itu.
”Kekaisaran Romawi, sebelum runtuh, juga membayar uang upeti kepada barbar bagi mereka untuk tidak mencuri wilayahnya. Turki, pada bagiannya, mampu menerima pengungsi ini bukan hanya karena mereka menampung sebagian kecil dari populasi secara keseluruhan, tetapi mereka berbagi karena agama yang sama (dengan Turki),” ujarnya, sebagaimana dilansir Russia Today, semalam.
Pada bulan November, Turki menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa pada pertemuan puncak di Brussels, di mana negara itu akan membantu membendung arus migran ke Eropa dengan imbalan 3 miliar Euro.
(mas)