Aksi di Irak Bikin Hubungan Turki-Rusia Makin Runyam
A
A
A
MOSKOW - Penyebaran pasukan yang dilakukan Turki di Irak, dikhawatirkan akan membuat hubungan Turki dan Rusia semakin runyam. Banyak hal yang bisa membuat hubungan Rusia dan Turki semakin runyam akibat penyebaran pasukan tersebut.
Menurut pengamat Rusia dari Yayasan Pertahanan Demokrasi, Boris Zilberman, Rusia adalah mitra dekat Irak, dimana kedua negara telah berbagi data intelijen untuk mengalahkan ISIS. Selain itu, Rusia sudah berkoordinasi dengan Suriah dan Iran dalam mendukung milisi Syiah di Irak dalam perjuangan mereka melawan ISIS.
Zilberman juga mengatakan, hal ini bisa saja semakin rumit, jika Rusia mulai terlibat dalam operasi melawan ISIS di Irak. Dimana, telah muncul kabar Rusia akan mengirimkan sejumlah pasukan ke Negeri Seribu Satu Malam itu.
"Kehadiran pasukan Turki di dekat Mosul tentu semakin merumitkan situasi antara Rusia dan Turki," kata Zilberman dalam sebuah pernyataan seperti dilansir IBTimes pada Kamis (10/12).
"Belum lama ini ada kabar tentang Rusia berpotensi menyebarkan pasukan ke Irak. Tapi, bila melihat perkembangan saat ini, kemungkinan kecil Rusia akan menyebarkan pasukan di Irak, kabar itu akan menguap seperti sebelumnya," sambungnya.
Sementara itu, dirinya menambahkan, jika Turki tidak segera menarik mundur pasukan mereka dari Irak, maka dia yakin kecaman akan semakin kencang datang. Kecaman itu bukan hanya datang dari Irak, tapi juga dari sejumlah negara pendukungnya.
"Jika Turki terus melakukan penyebaran pasukan di Irak, saya memprediksi akan muncul bahasa perang daro para pemimpin Irak, Rusia, dan Iran. Hal ini hanya terus meningkatkan ketegangan di dalam konflik regional," pungkasnya.
Menurut pengamat Rusia dari Yayasan Pertahanan Demokrasi, Boris Zilberman, Rusia adalah mitra dekat Irak, dimana kedua negara telah berbagi data intelijen untuk mengalahkan ISIS. Selain itu, Rusia sudah berkoordinasi dengan Suriah dan Iran dalam mendukung milisi Syiah di Irak dalam perjuangan mereka melawan ISIS.
Zilberman juga mengatakan, hal ini bisa saja semakin rumit, jika Rusia mulai terlibat dalam operasi melawan ISIS di Irak. Dimana, telah muncul kabar Rusia akan mengirimkan sejumlah pasukan ke Negeri Seribu Satu Malam itu.
"Kehadiran pasukan Turki di dekat Mosul tentu semakin merumitkan situasi antara Rusia dan Turki," kata Zilberman dalam sebuah pernyataan seperti dilansir IBTimes pada Kamis (10/12).
"Belum lama ini ada kabar tentang Rusia berpotensi menyebarkan pasukan ke Irak. Tapi, bila melihat perkembangan saat ini, kemungkinan kecil Rusia akan menyebarkan pasukan di Irak, kabar itu akan menguap seperti sebelumnya," sambungnya.
Sementara itu, dirinya menambahkan, jika Turki tidak segera menarik mundur pasukan mereka dari Irak, maka dia yakin kecaman akan semakin kencang datang. Kecaman itu bukan hanya datang dari Irak, tapi juga dari sejumlah negara pendukungnya.
"Jika Turki terus melakukan penyebaran pasukan di Irak, saya memprediksi akan muncul bahasa perang daro para pemimpin Irak, Rusia, dan Iran. Hal ini hanya terus meningkatkan ketegangan di dalam konflik regional," pungkasnya.
(esn)