Putin Tak Sudi Diajak Bertemu Erdogan di Paris
A
A
A
PARIS - Kremlin telah menolak usulan Ankara untuk melakukan pertemuan bilateral antara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di sela-sela KTT perubahan iklim di Paris, Senin (30/11/2015).
Turki telah mengusulkan pertemuan presiden itu untuk meredakan ketegangan setelah pesawat tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat jet pembom Su-24 Rusia di dekat perbatasan Suriah.
Kremlin sejatinya masih mengharapkan permintaan maaf dari Turki, tetapi Erdogan sejauh ini hanya menyampaikan penyesalan semata.
”Kami benar-benar sedih dengan kejadian ini. Kami tidak ingin hal seperti itu terjadi, tapi sayangnya hal itu. Saya berharap hal seperti itu tidak akan terulang,” kata Erdogan menjelang kunjungannya ke Paris, kemarin.
“KTT perubahan iklim internasional di Paris akan memberikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Rusia. Konfrontasi tidak akan membawa siapa pun bahagia. Rusia penting untuk Turki, Turki penting bagi Rusia,” lanjut Erdogan.
Rusia yang telah menangguhkan kerjasama militer dengan Turki, telah memutuskan untuk mempertimbangkan kembali hubungan bilateral dengan Turki setelah pesawat jet pembom Su-24 Rusia ditembak jatuh 24 November lalu. Turki berdalih, pesawat jet itu melanggar wilayah udara Turki, tapi Kremlin menyangkalnya.
Tepat sebelum berangkat ke Paris untuk berpartisipasi dalam KTT perubahan iklim, Putin kemarin menandatangani keputusan tentang penjatuhan sanksi ekonomi terhadap Turki.
Pembantu Putin, Yuri Ushakov, mengkonfirmasi undangan dari Turki soal keinginan Erdogan bertemu Putin di Paris. ”Reaksi kami sudah dijawab bahwa, kami telah memberitahu kepemimpinan Rusia atas permintaan Turki untuk melakukan percakapan telepon dan mungkin pertemuan dalam format KTT perubahan iklim di Paris. Kita bisa melihat kurangnya kesiapan pada bagian dari Turki untuk menawarkan permintaan maaf sebagai dasar terkait dengan insiden itu,” kata Ushakov, seperti dikutip IB Times.
Turki telah mengusulkan pertemuan presiden itu untuk meredakan ketegangan setelah pesawat tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat jet pembom Su-24 Rusia di dekat perbatasan Suriah.
Kremlin sejatinya masih mengharapkan permintaan maaf dari Turki, tetapi Erdogan sejauh ini hanya menyampaikan penyesalan semata.
”Kami benar-benar sedih dengan kejadian ini. Kami tidak ingin hal seperti itu terjadi, tapi sayangnya hal itu. Saya berharap hal seperti itu tidak akan terulang,” kata Erdogan menjelang kunjungannya ke Paris, kemarin.
“KTT perubahan iklim internasional di Paris akan memberikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Rusia. Konfrontasi tidak akan membawa siapa pun bahagia. Rusia penting untuk Turki, Turki penting bagi Rusia,” lanjut Erdogan.
Rusia yang telah menangguhkan kerjasama militer dengan Turki, telah memutuskan untuk mempertimbangkan kembali hubungan bilateral dengan Turki setelah pesawat jet pembom Su-24 Rusia ditembak jatuh 24 November lalu. Turki berdalih, pesawat jet itu melanggar wilayah udara Turki, tapi Kremlin menyangkalnya.
Tepat sebelum berangkat ke Paris untuk berpartisipasi dalam KTT perubahan iklim, Putin kemarin menandatangani keputusan tentang penjatuhan sanksi ekonomi terhadap Turki.
Pembantu Putin, Yuri Ushakov, mengkonfirmasi undangan dari Turki soal keinginan Erdogan bertemu Putin di Paris. ”Reaksi kami sudah dijawab bahwa, kami telah memberitahu kepemimpinan Rusia atas permintaan Turki untuk melakukan percakapan telepon dan mungkin pertemuan dalam format KTT perubahan iklim di Paris. Kita bisa melihat kurangnya kesiapan pada bagian dari Turki untuk menawarkan permintaan maaf sebagai dasar terkait dengan insiden itu,” kata Ushakov, seperti dikutip IB Times.
(mas)