Dikeroyok Jet AS dan Rusia, ISIS Bunyikan Sirine dan Lari
A
A
A
RAQQA - Situasi mencekam di Raqqa, Suriah, diceritakan para aktivis anti-ISIS ketika pesawat jet tempur Rusia dan koalisi Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan di wilayah itu. Ketika pesawat-pesawat jet tempur mulai datang, sirine meraung dan para militan ISIS meninggalkan kendaraanya untuk lari menyelamatkan diri.
Serangan di Raqqa yang diklaim sebagai “ibu kota” ISIS itu terjadi sejak pesawat maskapai Rusia jatuh di Sinai, Mesir dan serangan mengerikan di Paris beberapa pekan lalu.
”Sirene berada di atap bangunan tinggi, di kotak dan di jalan-jalan,” kata Taym Ramadhan, warga kota Raqqa yang juga aktivis anti-ISIS kepada AFP, Jumat (27/11/2015).
”Ketika pesawat tempur memasuki wilayah udara Raqa ini, sirene berbunyi untuk memperingatkan anggota (ISIS),” lanjut dia. ”Begitu mereka mendengar sirene, mereka segera meninggalkan tugasnya.”
“Beberapa dari mereka telah terlihat meninggalkan kendaraan mereka di tengah jalan untuk bersembunyi,” lanjut Ramadhan.
Seorang rekan aktivis anti-ISIS lain yang menyebut dirinya sebagai Abu Syam al-Raqa, juga membenarkan situasi itu. ”Setiap kali jet terbang di atas, mereka berangkat membunyian sirene untuk memperingatkan para militan dan warga. Masalahnya adalah bahwa pengeboman terjadi pada malam hari,” ujarnya.
Raqa telah berada di bawah kendali kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sejak Januari 2014 setelah pertempuran sengit antara kelompok jihadis dan pasukan oposisi Suriah. Kota itu sebelumnya dikuasai pemberontak Suriah sejak Maret 2013 setelah mengalahkan pasukan Presiden Bashar Al-Assad.
Sejak dikuasai ISIS, Raqqa menjadi kota yang dikenal warga dunia. Sebab, kota itu kerap menjadi lokasi eksekusi yang dilakukan para militan ISIS.
Dengan seringnya serangan udara di Raqqa, ISIS telah mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi anggotanya. "Kelompok ini telah terpaksa (membangun) terowongan, beberapa telah digunakan dan yang lainnya sedang digali di dalam kota,” imbuh Ramdhan.
Serangan di Raqqa yang diklaim sebagai “ibu kota” ISIS itu terjadi sejak pesawat maskapai Rusia jatuh di Sinai, Mesir dan serangan mengerikan di Paris beberapa pekan lalu.
”Sirene berada di atap bangunan tinggi, di kotak dan di jalan-jalan,” kata Taym Ramadhan, warga kota Raqqa yang juga aktivis anti-ISIS kepada AFP, Jumat (27/11/2015).
”Ketika pesawat tempur memasuki wilayah udara Raqa ini, sirene berbunyi untuk memperingatkan anggota (ISIS),” lanjut dia. ”Begitu mereka mendengar sirene, mereka segera meninggalkan tugasnya.”
“Beberapa dari mereka telah terlihat meninggalkan kendaraan mereka di tengah jalan untuk bersembunyi,” lanjut Ramadhan.
Seorang rekan aktivis anti-ISIS lain yang menyebut dirinya sebagai Abu Syam al-Raqa, juga membenarkan situasi itu. ”Setiap kali jet terbang di atas, mereka berangkat membunyian sirene untuk memperingatkan para militan dan warga. Masalahnya adalah bahwa pengeboman terjadi pada malam hari,” ujarnya.
Raqa telah berada di bawah kendali kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sejak Januari 2014 setelah pertempuran sengit antara kelompok jihadis dan pasukan oposisi Suriah. Kota itu sebelumnya dikuasai pemberontak Suriah sejak Maret 2013 setelah mengalahkan pasukan Presiden Bashar Al-Assad.
Sejak dikuasai ISIS, Raqqa menjadi kota yang dikenal warga dunia. Sebab, kota itu kerap menjadi lokasi eksekusi yang dilakukan para militan ISIS.
Dengan seringnya serangan udara di Raqqa, ISIS telah mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi anggotanya. "Kelompok ini telah terpaksa (membangun) terowongan, beberapa telah digunakan dan yang lainnya sedang digali di dalam kota,” imbuh Ramdhan.
(mas)