Arab Saudi Akan Eksekusi 55 Terpidana Teroris
A
A
A
RIYADH - Media di Arab Saudi menurunkan laporan yang menyatakan negara itu berencana akan menjalankan eksekusi terhadap lebih dari 50 orang terpidana kasus terorisme. Eksekusi ini akan menjadi peringatan bagi calon pelaku aksi yang sama yang ingin merencanakan serangan militan di wilayah negara itu.
"Lima puluh lima orang tengah menunggu eksekusi untuk kejahatan terorisme yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil dan 71 personel keamanan," begitu bunyi laporan media Okaz seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/11/2015).
Menurut Okaz, beberapa dari para terpidana yang akan dieksekusi adalah mereka yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. Sedangkan terpidana lainnya adalah mereka yang mengikuti aksi demonstrasi di Awamiya, kota yang sebagian besar penduduknya adalah kelompok Syiah.
Okaz mengabarkan, para terpidana anggota Al-Qaeda didakwa dengan dakwaan menggulingkan pemerintah dan melakukan serangan dengan menggunakan senjata, bahan peledak, dan roket.
Sedangkan kepada para demonstran di kota Awamiya dikenakan dakwaan penghasutan, serangan terhadap pejabat keamanan, dan melakukan gangguan di negara tetangga Bahrain, yang juga mengalami kerusuhan sejak 2011.
"Lima puluh lima orang tengah menunggu eksekusi untuk kejahatan terorisme yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil dan 71 personel keamanan," begitu bunyi laporan media Okaz seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/11/2015).
Menurut Okaz, beberapa dari para terpidana yang akan dieksekusi adalah mereka yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. Sedangkan terpidana lainnya adalah mereka yang mengikuti aksi demonstrasi di Awamiya, kota yang sebagian besar penduduknya adalah kelompok Syiah.
Okaz mengabarkan, para terpidana anggota Al-Qaeda didakwa dengan dakwaan menggulingkan pemerintah dan melakukan serangan dengan menggunakan senjata, bahan peledak, dan roket.
Sedangkan kepada para demonstran di kota Awamiya dikenakan dakwaan penghasutan, serangan terhadap pejabat keamanan, dan melakukan gangguan di negara tetangga Bahrain, yang juga mengalami kerusuhan sejak 2011.
(ian)