Dubes Pakistan Samakan India dengan Israel
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Muhammad Aqil Nadeem menilai, India tidak berbeda jauh dengan Israel. Dirinya menuturkan, kedua negara tersebut sama-sama negara penjajah di era modern.
Hal tersebut diutarakan Nadeem kala memperingati masuknya militer India ke wilayah Kashmir dan Jammu pada 27 Oktober 1947 di Gedung Dewan Dakwah, Kramat Jati, Jakarta. Peristiwa tersebut dijuluki oleh Pakistan sebagai Black Kashmir atau Kashmir Hitam.
"Penjajahan dimulai pada 27 Oktober. Lebih dari 80 persen penduduk Kashmir adalah warga muslim. Masalah ini mirip dengan masalah Palestina, di mana banyak orang Palestina Muslim, tapi Yahudi menjajah di sana," ucap Naddem pada Rabu (28/10).
Dirinya juga menuturkan, bahwa apa yang dilakukan oleh India di Kashmir adalah bentuk pelanggaran berat terhadap hak asasi, karena banyak warga Kashmir tak bersalah tewas dalam insiden tersebut.
Naddem menambahkan, negara-negara Muslim harusnya turut menyoroti masalah Kashmir, seperti halnya mereka menyoroti masalah Palestina dan Israel. "Sangat penting bagi negara-negara Islam untuk menyoroti masalah Kashmir," ucapnya.
"Tugas mereka adalah untuk mendukung kemerdekaan Kashmir, seperti halnya Palestina. Ada 70 ribu warga Kashmir meninggal karena berjuang melawan India," pungkasnya.
Kashmir dan Jammu sendiri merupakan wilayah otonomi khusus yang merupakan bagian dari India. Meski begitu, sebagian masyarakat Kashmir Jammu menginginkan kemerdekaan dari India.
Hal tersebut diutarakan Nadeem kala memperingati masuknya militer India ke wilayah Kashmir dan Jammu pada 27 Oktober 1947 di Gedung Dewan Dakwah, Kramat Jati, Jakarta. Peristiwa tersebut dijuluki oleh Pakistan sebagai Black Kashmir atau Kashmir Hitam.
"Penjajahan dimulai pada 27 Oktober. Lebih dari 80 persen penduduk Kashmir adalah warga muslim. Masalah ini mirip dengan masalah Palestina, di mana banyak orang Palestina Muslim, tapi Yahudi menjajah di sana," ucap Naddem pada Rabu (28/10).
Dirinya juga menuturkan, bahwa apa yang dilakukan oleh India di Kashmir adalah bentuk pelanggaran berat terhadap hak asasi, karena banyak warga Kashmir tak bersalah tewas dalam insiden tersebut.
Naddem menambahkan, negara-negara Muslim harusnya turut menyoroti masalah Kashmir, seperti halnya mereka menyoroti masalah Palestina dan Israel. "Sangat penting bagi negara-negara Islam untuk menyoroti masalah Kashmir," ucapnya.
"Tugas mereka adalah untuk mendukung kemerdekaan Kashmir, seperti halnya Palestina. Ada 70 ribu warga Kashmir meninggal karena berjuang melawan India," pungkasnya.
Kashmir dan Jammu sendiri merupakan wilayah otonomi khusus yang merupakan bagian dari India. Meski begitu, sebagian masyarakat Kashmir Jammu menginginkan kemerdekaan dari India.
(esn)