Stratfor: Rusia Mampu Bangun Pangkalan Udara di Irak dalam Sebulan

Selasa, 13 Oktober 2015 - 11:40 WIB
Stratfor: Rusia Mampu...
Stratfor: Rusia Mampu Bangun Pangkalan Udara di Irak dalam Sebulan
A A A
WASHINGTON - Majalah intelijen dan militer Amerika Serikat (AS), Stratfor, melansir laporan yang menyatakan bahwa Rusia mampu membangun pangkalan udara di Irak hanya dalam tempo sebulan. Jika hal itu dilakukan, maka Kremlin akan lebih efektif menggempur ISIS di Irak.

Namun, Rusia mungkin tidak akan melakukannya. Terlebih, Rusia sudah menegaskan belum menerima permintaan resmi dari Pemerintah Irak untuk melakukan operasi militer menumpas kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Saat ini, pesawat-pesawat jet tempur Rusia mangkal di pangkalan udara Latakia, Suriah barat. Menurut laporan Stratfor, jika Rusia membangun pangkalan udara di Irak, itu tidak butuh waktu lama untuk melakukan operasi militer dalam menggempur ISIS, sebab jarak pangkalan udara Latakia dan wilayah Irak cukup dekat.

“Itu sebabnya akan menjadi lebih efektif bagi Rusia untuk mendirikan pangkalan angkatan udara di Irak, sehingga pesawat Rusia bisa melaksanakan operasi mereka tanpa harus terbang kembali ke pangkalan udara di Suriah,” tulis Stratfor, Selasa (13/10/2015).

”Sudah ada banyak landasan pacu tidak terpakai yang tersedia untuk Rusia di sana, dan penyebaran (pesawat-pesawat tempur) baru ke Suriah telah menunjukkan bahwa Rusia sangat mampu membangun sebuah pangkalan udara yang efektif dalam waktu sekitar sebulan,” lanjut analisa majalah militer itu.

Kendala utama yang mungkin dihadapi Rusia jika membangun pangkalan udara di Irak adalah soal dukungan logistik dan pengerahan pasukan darat untuk melindungi pangkalan udara tersebut. Dalam analisanya, majalah itu menduga Rusia tidak ingin membuang banyak uang dengan tidak membangun pangkalan udara di Irak.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y. Galuzin, juga pernah mengkonfirmasi bahwa Rusia belum berniat serang ISIS di Irak. ”Kami belum akan melakukan serangan ke Irak, karena kami belum mendapatkan permintaan dari Pemerintah Irak," katanya, pekan lalu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9370 seconds (0.1#10.140)