Undang Penulis 'Ayat-ayat Setan', Iran Boikot Frankfurt Book Fair
A
A
A
FRANKFURT - Iran menyatakan akan memboikot acara Frankfurt Book Fair yang digelar di Jerman pekan depan. Alasannya, penyelenggara mengundang penulis novel “The Satanic Verses” (Ayat-ayat Setan), Salman Rushdie.
Penyelenggara mengundang Rushdie sebagai tamu pembicara. Kebijakan pemboikotan oleh Iran itu disampaikan Kementerian Luar Negeri setempat.
”Dengan dalih kebebasan berekspresi, mengundang orang yang dibenci di dunia Islam dan menciptakan kesempatan bagi Salman Rushdie untuk berpidato,” bunyi pernyataan kementerian itu, Kamis (8/10/2015).
Iran menyatakan sangat memprotes jika penulis novel “Ayat-ayat Setan” itu tampil dalam salah satu acara terbesar di dunia. Kementerian Laur Negeri Iran juga mengimbau negara-negara Muslim lainnya untuk ikut memboikot Frankfurt Book Fair.
Sementara itu, Wakil Menteri Kebudayaan Iran, Abbas Salehi, seperti dikutip AFP, mengecam langkah penyelenggara yang mengundang Rushdie dengan dalih kebebasan berekspresi.”Pejabat memilih tema kebebasan berekspresi tetapi mereka mengundang seseorang yang telah menghina keyakinan kita,” kata Salehi.
Rushdie adalah seorang warga kelahiran India yang tinggal di Inggris. Dia dijatuhi fatwa “mati” oleh pendiri Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini pada 1998. Fatwa itu berisi seruan bagi semua Muslim untuk membunuh Rushdie setelah novelnya dianggap menghina Nabi Muhammad.
Penyelenggara mengundang Rushdie sebagai tamu pembicara. Kebijakan pemboikotan oleh Iran itu disampaikan Kementerian Luar Negeri setempat.
”Dengan dalih kebebasan berekspresi, mengundang orang yang dibenci di dunia Islam dan menciptakan kesempatan bagi Salman Rushdie untuk berpidato,” bunyi pernyataan kementerian itu, Kamis (8/10/2015).
Iran menyatakan sangat memprotes jika penulis novel “Ayat-ayat Setan” itu tampil dalam salah satu acara terbesar di dunia. Kementerian Laur Negeri Iran juga mengimbau negara-negara Muslim lainnya untuk ikut memboikot Frankfurt Book Fair.
Sementara itu, Wakil Menteri Kebudayaan Iran, Abbas Salehi, seperti dikutip AFP, mengecam langkah penyelenggara yang mengundang Rushdie dengan dalih kebebasan berekspresi.”Pejabat memilih tema kebebasan berekspresi tetapi mereka mengundang seseorang yang telah menghina keyakinan kita,” kata Salehi.
Rushdie adalah seorang warga kelahiran India yang tinggal di Inggris. Dia dijatuhi fatwa “mati” oleh pendiri Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini pada 1998. Fatwa itu berisi seruan bagi semua Muslim untuk membunuh Rushdie setelah novelnya dianggap menghina Nabi Muhammad.
(mas)