Rusia-NATO Dikhawatirkan Bentrok di Suriah
A
A
A
ISTANBUL - Suriah dikhawatirkan akan menjadi arena bertarung bagi Rusia dan NATO. Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, kala dirinya menggelar jumpa wartawan di Istanbul.
Kekhawatiran ini muncul karena NATO mulai merasa tidak nyaman dengan manuver yang kerap dilakukan Rusia di wilayah Suriah, dekat perbatasan Turki. Sebagai bentuk rasa tidak nyaman, NATO langsung menggelar rapat untuk membahas manuver Rusia tersebut.
NATO dilaporkan akan kembali menggelar pertemuan dalam waktu dekat untuk membahas mengenai langkah-langkah apa saja yang akan mereka ambil agar Rusia menghentikan aksinya, dan juga tidak lagi melanggar wilayah udara Turki.
Davutoglu, dalam pernyatannya mengingatkan kepada Rusia dan NATO untuk tidak menjadikan krisis Suriah sebagai kedok untuk saling adu kekuatan, atau mungkin arena bertarung bagi dua pihak yang memiliki kekuatan militer sangat besar itu.
"Krisis di Suriah bukanlah krisis antara Turki dan Rusia. Kami tidak ingin ini berubah menjadi krisis antara Rusia dan NATO," katanya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (7/10/2015).
Bukan rahasia umum bila Rusia dan NATO memang sering terlibat konflik, walaupun tidak pernah terlibat konflik langsung. Kedua pihak kerap terlibat perang urat syaraf, terlebih ketika krisis di Ukraina pecah Februari 2014 lalu.
Kekhawatiran ini muncul karena NATO mulai merasa tidak nyaman dengan manuver yang kerap dilakukan Rusia di wilayah Suriah, dekat perbatasan Turki. Sebagai bentuk rasa tidak nyaman, NATO langsung menggelar rapat untuk membahas manuver Rusia tersebut.
NATO dilaporkan akan kembali menggelar pertemuan dalam waktu dekat untuk membahas mengenai langkah-langkah apa saja yang akan mereka ambil agar Rusia menghentikan aksinya, dan juga tidak lagi melanggar wilayah udara Turki.
Davutoglu, dalam pernyatannya mengingatkan kepada Rusia dan NATO untuk tidak menjadikan krisis Suriah sebagai kedok untuk saling adu kekuatan, atau mungkin arena bertarung bagi dua pihak yang memiliki kekuatan militer sangat besar itu.
"Krisis di Suriah bukanlah krisis antara Turki dan Rusia. Kami tidak ingin ini berubah menjadi krisis antara Rusia dan NATO," katanya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (7/10/2015).
Bukan rahasia umum bila Rusia dan NATO memang sering terlibat konflik, walaupun tidak pernah terlibat konflik langsung. Kedua pihak kerap terlibat perang urat syaraf, terlebih ketika krisis di Ukraina pecah Februari 2014 lalu.
(esn)