Diserang Jet-jet Rusia, 3.000 Militan ISIS di Suriah Lari Ketakutan
A
A
A
MOSKOW - Serangan pesawat-pesawat jet tempur Rusia membuat sekitar 3.000 militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan militan kelompok ekstremis lain di Suriah ketakutan. Mereka memilih melarikan dirimenuju wilayah Yordania.
Ribuan militan ISIS itu juga kewalahan oleh serangan baru tentara rezim Suriah yang mendapat bantuan kuat dari militer Kremlin. Laporan larinya ribuan militan ISIS itu pertama kali diterbitkan kantor berita Rusia, RIA Novosti, yang memperoleh informasi dari pejabat militer Kremlin.
”Setidaknya 3.000 militan dari ISIS, al-Nusra dan Jaish al-Yarmouk telah melarikan diri ke Yordania. Mereka takut dengan tentara Suriah yang telah meningkatkan kegiatannya di semua lini dan (takut oleh) serangan udara Rusia,” tulis kantor berita itu, mengutip pejabat militer Kremlin.
Jika Rusia meluncurkan serangan melalui pesawat-pesawat jet tempurnya, tentara rezim Suriah menggunakan artileri.
Menteri Informasi Suriah, Omran al-Zoubi, mengatakan operasi militer Rusia di Suriah telah memicu reaksi keras dari kelompok teroris. ”Serangan udara Rusia telah menyebabkan pernyataan yang kuat dari kelompok teroris dan pendukung mereka. Pada saat yang sama kelompok teroris ini tidak berkata apa-apa ketika koalisi pimpinan Amerika Serikat melancarkan operasi,” ujarnya menyindir serangan koalisi AS yang dianggap gagal.
“Serangan udara AS terhadap ISIS tidak efektif, koalisi ingin teroris tinggal di Suriah selama mungkin,” lanjut dia.
Sementara itu, serangan pesawat-pesawat jet tempur Rusia pada Senin siang hingga petang telah menargetkan 10 fasilitas ISIS di berbagai daerah di Suriah. Departemen Pertahanan Rusia mengumumkan, sekitar 20 tank tempur dan tiga peluncur roket milik ISIS di kawasan Provinsi Homs hancur.
”Pada siang hari, pesawat jet tempur Sukhoi-34, Sukhoi-24 dan Sukhoi-25 total melakukan 15 penerbangan dari pangkalan udara Khmeimim. Serangan udara menyasar sepuluh target kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Suriah,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov.
Ribuan militan ISIS itu juga kewalahan oleh serangan baru tentara rezim Suriah yang mendapat bantuan kuat dari militer Kremlin. Laporan larinya ribuan militan ISIS itu pertama kali diterbitkan kantor berita Rusia, RIA Novosti, yang memperoleh informasi dari pejabat militer Kremlin.
”Setidaknya 3.000 militan dari ISIS, al-Nusra dan Jaish al-Yarmouk telah melarikan diri ke Yordania. Mereka takut dengan tentara Suriah yang telah meningkatkan kegiatannya di semua lini dan (takut oleh) serangan udara Rusia,” tulis kantor berita itu, mengutip pejabat militer Kremlin.
Jika Rusia meluncurkan serangan melalui pesawat-pesawat jet tempurnya, tentara rezim Suriah menggunakan artileri.
Menteri Informasi Suriah, Omran al-Zoubi, mengatakan operasi militer Rusia di Suriah telah memicu reaksi keras dari kelompok teroris. ”Serangan udara Rusia telah menyebabkan pernyataan yang kuat dari kelompok teroris dan pendukung mereka. Pada saat yang sama kelompok teroris ini tidak berkata apa-apa ketika koalisi pimpinan Amerika Serikat melancarkan operasi,” ujarnya menyindir serangan koalisi AS yang dianggap gagal.
“Serangan udara AS terhadap ISIS tidak efektif, koalisi ingin teroris tinggal di Suriah selama mungkin,” lanjut dia.
Sementara itu, serangan pesawat-pesawat jet tempur Rusia pada Senin siang hingga petang telah menargetkan 10 fasilitas ISIS di berbagai daerah di Suriah. Departemen Pertahanan Rusia mengumumkan, sekitar 20 tank tempur dan tiga peluncur roket milik ISIS di kawasan Provinsi Homs hancur.
”Pada siang hari, pesawat jet tempur Sukhoi-34, Sukhoi-24 dan Sukhoi-25 total melakukan 15 penerbangan dari pangkalan udara Khmeimim. Serangan udara menyasar sepuluh target kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Suriah,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov.
(mas)