Rusia Pertimbangkan Gabung dengan AS Serang ISIS
Selasa, 29 September 2015 - 16:42 WIB

Rusia Pertimbangkan Gabung dengan AS Serang ISIS
A
A
A
NEW YORK - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk mengikuti Amerika Serikat (AS) dan koalisinya yang melakukan serangan udara terhadap kelompok ekstrimis ISIS.
Hal itu diungkapkan oleh Putin setelah bertemu dengan Presidan AS, Barack Obama, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB (UNGA). Sebelumnya, Rusia mengatakan akan melakukan serangan udara hanya jika mereka mendapat restu dari PBB dan untuk sementara mengesampingkan campur tangan pasukan Rusia dalam operasi darat di Suriah.
Putin sendiri mengungkapkan, pertemuan yang berlangsung selama 90 menit itu berjalan sangat konstruktif, layaknya sebuah bisnis dan penuh dengan kejujuran, seperti disalin dari laman BBC, Selasa (29/9/2015).
Ini adalah pertemuan pertama kedua negara adidaya tersebut hampir satu tahun, dimana mereka juga melakukan pembahasan terhadap perang di Ukraina. Menurut seorang pejabat senior AS, pertemuan kedua kepala negara itu tidak sedang mencari sebuah kesepakatan. Pertemuan itu lebih kepada membuka jalur komunikasi untuk menghindari pecahnya konflik militer yang disengaja diantara kedua negara di wilayah tersebut.
Obama dan Putin mempunyai sikap yang berbeda terhadap konflik bersaudara di Suriah. Obama menganggap Presiden Bashar al-Assad adalah bagian dari masalah di Suriah sehingga harus dilengserkan. Sedangkan Putin beranggapan Assad adalah bagian dari solusi untuk meredam konflik bersenjata di Suriah dan dalam memerangi ISIS.
Hal itu diungkapkan oleh Putin setelah bertemu dengan Presidan AS, Barack Obama, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB (UNGA). Sebelumnya, Rusia mengatakan akan melakukan serangan udara hanya jika mereka mendapat restu dari PBB dan untuk sementara mengesampingkan campur tangan pasukan Rusia dalam operasi darat di Suriah.
Putin sendiri mengungkapkan, pertemuan yang berlangsung selama 90 menit itu berjalan sangat konstruktif, layaknya sebuah bisnis dan penuh dengan kejujuran, seperti disalin dari laman BBC, Selasa (29/9/2015).
Ini adalah pertemuan pertama kedua negara adidaya tersebut hampir satu tahun, dimana mereka juga melakukan pembahasan terhadap perang di Ukraina. Menurut seorang pejabat senior AS, pertemuan kedua kepala negara itu tidak sedang mencari sebuah kesepakatan. Pertemuan itu lebih kepada membuka jalur komunikasi untuk menghindari pecahnya konflik militer yang disengaja diantara kedua negara di wilayah tersebut.
Obama dan Putin mempunyai sikap yang berbeda terhadap konflik bersaudara di Suriah. Obama menganggap Presiden Bashar al-Assad adalah bagian dari masalah di Suriah sehingga harus dilengserkan. Sedangkan Putin beranggapan Assad adalah bagian dari solusi untuk meredam konflik bersenjata di Suriah dan dalam memerangi ISIS.
(esn)