Berdalih Tumpas ISIS, Prancis Bersiap Bombardir Suriah
A
A
A
PARIS - Pemerintah Prancis menyatakan pesawat-pesawat jet tempurnya bersiap membombardir Suriah dengan target basis-basis ISIS. Prancis mengaku sudah melakukan pengintaian di Suriah pada pekan lalu.
Persiapan Prancis membombardir Suriah itu diungkap Presiden Prancis, Francois Hollande. Menurutnya, menyerang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah tindakan membela diri.
Prancis memang telah menjadi anggota koalisi anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Namun, Prancis selama ini baru menyerang ISIS di wilayah Irak.
”Kami adalah bagian dari koalisi di Irak (yang melawan ISIS),” kata Hollande dalam konferensi pers bersama Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari. ”Kami memulai pengintaian dengan pesawat (di Suriah) untuk memungkinkan kita untuk mempertimbangkan serangan udara jika diperlukan.”
Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, mengatakan penggunaan senjata di wilayah Suriah dibenarkan karena ISIS sudah melalukan serangkaian serangan di Eropa.
”Kami menerima (informasi dari) intelijen khusus yang menunjukkan bahwa serangan teroris penuh kebencian pada Prancis dan negara-negara Eropa lainnya yang dilakukan oleh Daesh (nama lain dari ISIS dalam istilah Arab) di Suriah. Karena ancaman ini, kami memutuskan untuk memulai penerbangan pengintaian untuk menentukan serangan udara, jika diperlukan. Ini adalah pembelaan diri,” ujarnya, seperti dikutip Russia Today, Selasa (22/9/2015).
Prancis sebelumnya mengumumkan kesiapannya untuk membombadir Suriah pada 2013 saat rezim Suriah dituduh menggunakan senjata kimia dalam perang sipil. Kala itu, Amerika Serikat juga mengancam melakukan intervensi militer terhadap pemerintah Presiden Bashar Assad. Tapi, serangan militer itu dicegah Rusia yang merupakan sekutu rezim Suriah.
Persiapan Prancis membombardir Suriah itu diungkap Presiden Prancis, Francois Hollande. Menurutnya, menyerang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah tindakan membela diri.
Prancis memang telah menjadi anggota koalisi anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Namun, Prancis selama ini baru menyerang ISIS di wilayah Irak.
”Kami adalah bagian dari koalisi di Irak (yang melawan ISIS),” kata Hollande dalam konferensi pers bersama Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari. ”Kami memulai pengintaian dengan pesawat (di Suriah) untuk memungkinkan kita untuk mempertimbangkan serangan udara jika diperlukan.”
Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, mengatakan penggunaan senjata di wilayah Suriah dibenarkan karena ISIS sudah melalukan serangkaian serangan di Eropa.
”Kami menerima (informasi dari) intelijen khusus yang menunjukkan bahwa serangan teroris penuh kebencian pada Prancis dan negara-negara Eropa lainnya yang dilakukan oleh Daesh (nama lain dari ISIS dalam istilah Arab) di Suriah. Karena ancaman ini, kami memutuskan untuk memulai penerbangan pengintaian untuk menentukan serangan udara, jika diperlukan. Ini adalah pembelaan diri,” ujarnya, seperti dikutip Russia Today, Selasa (22/9/2015).
Prancis sebelumnya mengumumkan kesiapannya untuk membombadir Suriah pada 2013 saat rezim Suriah dituduh menggunakan senjata kimia dalam perang sipil. Kala itu, Amerika Serikat juga mengancam melakukan intervensi militer terhadap pemerintah Presiden Bashar Assad. Tapi, serangan militer itu dicegah Rusia yang merupakan sekutu rezim Suriah.
(mas)