PM Prancis Tolak Berkompromi dengan Assad
Rabu, 16 September 2015 - 21:57 WIB

PM Prancis Tolak Berkompromi dengan Assad
A
A
A
PARIS - Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls menyatakan, kesepakatan dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad untuk mencapai transisi politik di negara yang sedang dilanda perang saudara itu tidak mungkin terjadi.
"Kami tidak akan melakukan apapun untuk memperkuat rezim tersebut. Namun sebaliknya, urgensinya adalah mencapai kesepakatan untuk meminta pertanggung jawaban kepada Assad atas banyaknya korban yang tewas dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Tidak ada kompromi atau kesepakatan yang lain," ujar Valls saat berpidato di parlemen seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/9/2015).
Valls juga menegaskan, satu-satunya solusi untuk krisis Suriah adalah melalui transisi politik, dimana Assad meninggalkan kekuasaannya. Ia menolak solusi yang diajukan oleh sejumlah politisi oposisi yang meminta Prancis mengirimkan pasukan untuk membantu kelompok oposisi dan di sisi lain memainkan jalur diplomasi dengan berbicara kepada Assad.
"Kami perlu bicara dengan semua orang, khususnya dengan Rusia. Kita semua memiliki tanggung jawab. Semua bantuan militer untuk rezim Assad hanya akan memberi makan spiral kekerasan," ujarnya.
Saat ini rezim Assad memang kian terdesak. Wilayah yang berada di bawah kendali Pemerintah Suriah terus tergerus. Sementara kelompok pemberontak Suriah kian berupaya memperluas daerah kekuasaan. Kondisi di Suriah kian diperparah dengan kehadiran ISIS di wilayah perbatasan negara itu dengan Irak.
"Kami tidak akan melakukan apapun untuk memperkuat rezim tersebut. Namun sebaliknya, urgensinya adalah mencapai kesepakatan untuk meminta pertanggung jawaban kepada Assad atas banyaknya korban yang tewas dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Tidak ada kompromi atau kesepakatan yang lain," ujar Valls saat berpidato di parlemen seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/9/2015).
Valls juga menegaskan, satu-satunya solusi untuk krisis Suriah adalah melalui transisi politik, dimana Assad meninggalkan kekuasaannya. Ia menolak solusi yang diajukan oleh sejumlah politisi oposisi yang meminta Prancis mengirimkan pasukan untuk membantu kelompok oposisi dan di sisi lain memainkan jalur diplomasi dengan berbicara kepada Assad.
"Kami perlu bicara dengan semua orang, khususnya dengan Rusia. Kita semua memiliki tanggung jawab. Semua bantuan militer untuk rezim Assad hanya akan memberi makan spiral kekerasan," ujarnya.
Saat ini rezim Assad memang kian terdesak. Wilayah yang berada di bawah kendali Pemerintah Suriah terus tergerus. Sementara kelompok pemberontak Suriah kian berupaya memperluas daerah kekuasaan. Kondisi di Suriah kian diperparah dengan kehadiran ISIS di wilayah perbatasan negara itu dengan Irak.
(esn)