Homo Naledi di Afsel, Nenek Moyang Manusia?
A
A
A
JOHANNESBURG - Para ilmuwan menemukan tulang Homo Naledi yang dianggap sebagai spesies baru dari manusia di sebuah gua di Afrika Selatan (Afsel). Sama seperti Homo Sapiens, ilmuwan menganggap Homo Naledi juga sebagai “nenek moyang" manusia.
Tulang Homo Naledi ditemukan tahun 2013 dan diyakini telah hidup tiga juta tahun yang lalu. Temuan itu membuat para ilmuwan bepikir ulang tentang teori nenek moyang manusia.
”Kami baru saja bertemu spesies baru yang relatif (mirip) manusia, yang sengaja membuang diri untuk mati,” kata Profesor Lee Berger dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, yang memimpin tim peneliti, Jumat (11/9/2015).
Tulang-tulang Homo Naledi ditemukan di sebuah lokasi mirip ruang pemakaman. Tim peneliti melakukan ekspedisi dari gua ke gua mulai tahun 2013 hingga 2014 hingga akhirnya menemukan sekitar 1.500 spesimen fosil di lokasi tersebut.
Temuan tulang-tulang itu mencakup sekitar 15 individu dengan berbagai usia. Ahli paleontologi percaya bahwa Homo Naledi--yang hidup antara 2 hingga 3 juta tahun yang lalu-- menduga, komunitas Homo Naledi itu sengaja mengubur diri untuk membuat api sebagai penerang jalan di gua-gua.
”Sampai saat ini dalam sejarah kami pikir perilaku ritual itu diarahkan pada kematian, ini benar-benar unik untuk (dibandingkan dengan) Homo sapiens,” kata Berger dalam konferensei pers, seperti dilansir Sputnik.
“Kami percaya, spesies ini memiliki kemampuan yang sama. Dan itu adalah hal yang luar biasa,” katanya, membandingkan Homo Naledi dengan Homo Sapiens.
Pemeriksaan fosil menunjukkan bahwa Homo Naledi berukuran relatif besa dengan tinggi sekitar 1,5 meter, dan berat sekitar 45 kilogram. Ciri-ciri fisiknya, kata Berger, seperti manusia.
Tulang Homo Naledi ditemukan tahun 2013 dan diyakini telah hidup tiga juta tahun yang lalu. Temuan itu membuat para ilmuwan bepikir ulang tentang teori nenek moyang manusia.
”Kami baru saja bertemu spesies baru yang relatif (mirip) manusia, yang sengaja membuang diri untuk mati,” kata Profesor Lee Berger dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, yang memimpin tim peneliti, Jumat (11/9/2015).
Tulang-tulang Homo Naledi ditemukan di sebuah lokasi mirip ruang pemakaman. Tim peneliti melakukan ekspedisi dari gua ke gua mulai tahun 2013 hingga 2014 hingga akhirnya menemukan sekitar 1.500 spesimen fosil di lokasi tersebut.
Temuan tulang-tulang itu mencakup sekitar 15 individu dengan berbagai usia. Ahli paleontologi percaya bahwa Homo Naledi--yang hidup antara 2 hingga 3 juta tahun yang lalu-- menduga, komunitas Homo Naledi itu sengaja mengubur diri untuk membuat api sebagai penerang jalan di gua-gua.
”Sampai saat ini dalam sejarah kami pikir perilaku ritual itu diarahkan pada kematian, ini benar-benar unik untuk (dibandingkan dengan) Homo sapiens,” kata Berger dalam konferensei pers, seperti dilansir Sputnik.
“Kami percaya, spesies ini memiliki kemampuan yang sama. Dan itu adalah hal yang luar biasa,” katanya, membandingkan Homo Naledi dengan Homo Sapiens.
Pemeriksaan fosil menunjukkan bahwa Homo Naledi berukuran relatif besa dengan tinggi sekitar 1,5 meter, dan berat sekitar 45 kilogram. Ciri-ciri fisiknya, kata Berger, seperti manusia.
(mas)