Kedubes Inggris di Iran Dibuka, Ada Coretan Matilah Inggris

Senin, 24 Agustus 2015 - 15:35 WIB
Kedubes Inggris di Iran Dibuka, Ada Coretan Matilah Inggris
Kedubes Inggris di Iran Dibuka, Ada Coretan Matilah Inggris
A A A
TEHERAN - Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Iran kembali dibuka pada Minggu kemarin. Namun, coretan bertuliskan “Matilah Inggris” masih ada di atas foto Ratu Elizabeth II.

Coretan-coretan cat atau grafiti anti-Inggris itu dilakukan oleh para demonstran ketika Revolusi Islam pecah di Iran beberapa tahun silam. Anehnya, saat kantor Kedubes di Teheran itu resmi dibuka, coretan-coretan tersebut belum dihapus. Padahal, dalam pembukaan Kedubes itu sejumlah pejabat tinggi Inggris hadir, termasuk Menteri Luar Negeri, Philip Hammond.

Selain itu, ceramin dan dinding Kedubes yang rusak belum dibenahi. Pembukaan Kedubes Inggris di Teheran merupakan la ngkah bersejarah yang jadi tanda mencairnya kebekuan hubungan Barat dan Iran.

Hammond melakukan kunjungan pertama ke Iran setelah hampir 12 tahun hubungan kedua negara “membeku”. Hammond bahkan menyaksikan Bendara Union Jack berkibar di Teheran dan lagu God Save the Queean dilantunkan dengan pengeras suara.

Hubungan Iran dan Inggris membaik setelah Iran mencapai kesepakatan nuklir di Wina pada bulan lalu. Dalam sebuah wawancara, Hammond mengatakan kepada Telegraph mengapa dia tidak menjuntut Iran membayar kompensasi atas kerusakan kantor Kedubes ketika diserang para demonstran Iran di masa lalu

”Dalam pengalaman saya, jika Anda meletakkan prasyarat dalam situasi di mana Anda tidak memiliki dialog, maka Anda mendapatkan (hubungan yang) stasis. Kami memiliki sejumlah masalah yang perlu diselesaikan. Hal yang benar untuk dilakukan adalah untuk membangun saluran untuk komunikasi,” ujar Hammond.

Dia menggambarkan hubungan baru Inggris dengan Iran merupakan hubungan yang ramah. Setelah ini, Iran juga akan membuka kembali kantor Kedubesnya di Londin.”Pembukaan kembali kedutaan, yang juga melibatkan Iran untuk menghidupkan kembali Kedubesnya di London sebagai kesepakatan untuk melakukan dialog yang beradab.

Kendati demikian, Hammond memperingatkan bahwa awal membaiknya hubungan kedua negara ini akan berlangsung dalam batas-batas yang akan selalu dikenakan oleh kenyataan. ” Bahwa kita memiliki pandangan yang berbeda secara fundamental pada beberapa masalah,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7589 seconds (0.1#10.140)