Jual Harta, Kakek Asal Inggris Nekat ke Irak Melawan ISIS
A
A
A
LONDON - Seorang kakek berusia 53 tahun asal Inggris, Jim Atherton, menjual mobil, sepeda motor dan perahu, kemudiannekat terbang ke Irak untuk melawan ISIS. Dia rela meninggalkan keluarganya di Tyne and Wear, Inggris, dan siap mati demi melawan ISIS.
Dengan modal £18 ribu dia memperenjati diri dengan berbagai senapan, termasuk AK-47, amunisi dan seragam. Kakek tua itu ingin membuat cucunya bangga mengetahui dirinya bersedia mati untuk berperang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Setelah meninggalkan istri dan tiga anaknya, Atherton terbang ke Timur Tengah untuk bergabung dengan Dwekh Nawsha, organisasi milisi Kristen yang dibentuk secara sukarela untuk melawan ISIS. Di dalam organisasi itu, dia bukan orang asing satu-satunya. Ada juga beberapa warga Eropa, Amerika Serikat dan Australia yang ikut bergabung.
Atherton yang merupakan putra mantan tentara itu mangaku terdorong untuk pergi ke Timur Tengah agar bisa melawan kelompok radikal. Saudaranya, Sean, juga telah tewas dalam perang di Irak tahun 2006.
“Ini sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan. Saya ingin cucu-cucu saya tahu benar tentang saya,” katanya kepada The Sun, yang dilansir Senin (10/8/2015). Atherton memutuskan niatnya itu sejak bulan April 2015. Namun, 12 bulan sebelumnya dia mengumpulkan semua hartanya untuk dijual.
Dalam perjalananya itu, Atherton mulai terbang dari Newcastle ke Amsterdam, sebelum terbang ke Turki. Dari Turki, dia menyeberang ke Erbil, Irak, untuk bergabung di markas Dwekh Nawsha di Dohuk, sebelah utara Mosul, Irak
Atherton juga pernah menuliskan pesan di Facebook sebelum menjalankan misi beraninya tersebut. ”Orang-orang melihat saya untuk siapa saya, dan masa lalu tidak masalah selama Anda meminta ampunan Tuhan. Ya saya melakukan itu dan di sinilah saya sekarang,” tulis dia.
”Saya bukan prajurit terlatih, bahkan tidak cukup fit untuk melangkah ke toko-toko, tapi saya tahu dengan datang ke sini saya bisa bermanfaat untuk seseorang,” lanjut dia.
Dengan modal £18 ribu dia memperenjati diri dengan berbagai senapan, termasuk AK-47, amunisi dan seragam. Kakek tua itu ingin membuat cucunya bangga mengetahui dirinya bersedia mati untuk berperang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Setelah meninggalkan istri dan tiga anaknya, Atherton terbang ke Timur Tengah untuk bergabung dengan Dwekh Nawsha, organisasi milisi Kristen yang dibentuk secara sukarela untuk melawan ISIS. Di dalam organisasi itu, dia bukan orang asing satu-satunya. Ada juga beberapa warga Eropa, Amerika Serikat dan Australia yang ikut bergabung.
Atherton yang merupakan putra mantan tentara itu mangaku terdorong untuk pergi ke Timur Tengah agar bisa melawan kelompok radikal. Saudaranya, Sean, juga telah tewas dalam perang di Irak tahun 2006.
“Ini sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan. Saya ingin cucu-cucu saya tahu benar tentang saya,” katanya kepada The Sun, yang dilansir Senin (10/8/2015). Atherton memutuskan niatnya itu sejak bulan April 2015. Namun, 12 bulan sebelumnya dia mengumpulkan semua hartanya untuk dijual.
Dalam perjalananya itu, Atherton mulai terbang dari Newcastle ke Amsterdam, sebelum terbang ke Turki. Dari Turki, dia menyeberang ke Erbil, Irak, untuk bergabung di markas Dwekh Nawsha di Dohuk, sebelah utara Mosul, Irak
Atherton juga pernah menuliskan pesan di Facebook sebelum menjalankan misi beraninya tersebut. ”Orang-orang melihat saya untuk siapa saya, dan masa lalu tidak masalah selama Anda meminta ampunan Tuhan. Ya saya melakukan itu dan di sinilah saya sekarang,” tulis dia.
”Saya bukan prajurit terlatih, bahkan tidak cukup fit untuk melangkah ke toko-toko, tapi saya tahu dengan datang ke sini saya bisa bermanfaat untuk seseorang,” lanjut dia.
(mas)