Wanita Cantik Ini Tinggalkan Segalanya Demi Bantu Korban ISIS
A
A
A
BAGHDAD - Delal Sindy, seorang wanita cantik asal Swedia ini rela meningalkan pekerjaan dan menunda studinya demi membantu warga Yazidi yang menjadi korban ISIS. Dirinya bertolak dari Swedia menuju Kurdistan 10 bulan lalu, untuk membantu warga Yazidi, khususnya wanita dan anak-anak Yazidi yang menjadi korban kekejaman ISIS.
Wanita keturunan Swedia-Kurdi itu tidak hanya membantu para pengungsi di tempat pengungsian, tapi tidak jarang juga dirinya ikut turun ke lapangan untuk membantu warga Yazidi melarikan diri dari cengkraman ISIS.
"Beberapa pengungsi yang saya tolong adalah mantan tawanan ISIS," kata Sindy dalam sebuah wawancara dengan harian Inggris, Independent, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (9/8/2015).
"Beberapa wanita telah dicambuk karena tak mau terlibat dalam kegiatan seksual, membersihkan luka anggota ISIS, atau memasak dan bersih-bersih untuk mereka. Beberapa wanita yang tidak bisa digunakan ISIS dari sisi seksual mereka jadikan gembala atau bekerja di peternakan mereka. Kebanyakan wanita mengalami pelecehan seksual dan diperkosa setiap hari," sambung wanita berusia 24 tahun itu.
Selain itu, Sindy juga bertindak sebagai penyambung lidah antara warga Yazidi dan organisasi-organisasi internasional yang hendak memberikan bantuan. Menurutnya, banyak dari warga Yazidi yang tidak berani mendatangi langsung organisasi itu, karena rasa trauma mereka, sehingga mereka memiki rasa kekhwatiran berlebih akan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan.
"Mereka benar-benar percaya kepada saya dan saya melakukan yang terbaik untuk membantu mereka dengan cara apapun yang saya bisa. Jika saya tidak bisa membantu mereka, saya akan menyarankan mereka untuk mendatangi organisasi lain yang bekerja di kamp pengungsi," imbuhnya.
Wanita keturunan Swedia-Kurdi itu tidak hanya membantu para pengungsi di tempat pengungsian, tapi tidak jarang juga dirinya ikut turun ke lapangan untuk membantu warga Yazidi melarikan diri dari cengkraman ISIS.
"Beberapa pengungsi yang saya tolong adalah mantan tawanan ISIS," kata Sindy dalam sebuah wawancara dengan harian Inggris, Independent, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (9/8/2015).
"Beberapa wanita telah dicambuk karena tak mau terlibat dalam kegiatan seksual, membersihkan luka anggota ISIS, atau memasak dan bersih-bersih untuk mereka. Beberapa wanita yang tidak bisa digunakan ISIS dari sisi seksual mereka jadikan gembala atau bekerja di peternakan mereka. Kebanyakan wanita mengalami pelecehan seksual dan diperkosa setiap hari," sambung wanita berusia 24 tahun itu.
Selain itu, Sindy juga bertindak sebagai penyambung lidah antara warga Yazidi dan organisasi-organisasi internasional yang hendak memberikan bantuan. Menurutnya, banyak dari warga Yazidi yang tidak berani mendatangi langsung organisasi itu, karena rasa trauma mereka, sehingga mereka memiki rasa kekhwatiran berlebih akan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan.
"Mereka benar-benar percaya kepada saya dan saya melakukan yang terbaik untuk membantu mereka dengan cara apapun yang saya bisa. Jika saya tidak bisa membantu mereka, saya akan menyarankan mereka untuk mendatangi organisasi lain yang bekerja di kamp pengungsi," imbuhnya.
(esn)