ISIS Ancam Segera Eksekusi WN Kroasia
A
A
A
ZAGREB - Pasca melakukan penculikan terhadap puluhan warga Kristen Suriah di Homs, kelompok radikal ISIS kembali melakukan pergerakan. Kali ini mereka mengultimatum Kroasia terkait waktu pembebasan sandera.
Seperti dikutip dari ANSA, Jumat (7/8/2015), kelompok radikal itu meminta Pemerintah Kroasia untuk memenuhi tuntutan mereka. Jika tidak, maka ISIS akan memancung, Tomislav Salopek, warga Kroasia yang diculik di Kairo, Mesir, pada 22 Juli lalu.
Kelompok radikal itu memberikan waktu 48 jam, yang jatuh pada hari ini, kepada pemerintah Kroasia untuk memenuhi tuntutan mereka jika tidak ingin melihat warga mereka dipancung. Ultimatum itu diungkapkan dalam sebuah video yang dirilis dua hari lalu.
Dalam video yang ditujukan kepada pemerintah Mesir itu, ISIS mengancam akan membunuh Salopek, seorang insinyur yang bekerja pada perusahaan multinasional. Eksekusi akan dibatalkan jika Pemerintah Mesir membebaskan seorang perempuan muslim dari penjara negara tersebut. Salopek sendiri ditahan bersama dengan dua anak kecil.
Pemerintah Kroasia sendiri telah melakukan segala upaya untuk membebaskan warganya. Menteri Luar Negeri Kroasia, Vesna Pusic telah berada di Mesir bersama istri Salopek sejak Kamis kemarin. Selain itu, Presiden Kroasia Kolinda Grabar Kitarovic dijadwalkan akan melakukan perbincangan melalui telepon dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi.
Sejumlah pengamat berkeyakinan jika Pemerintah Mesir tidak akan tunduk dengan tuntutan ISIS. Sebelumnya, militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menculik puluhan warga Kisten Suriah setelah kelompok itu menyerbu wilayah Homs.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, 230 orang diculik ISIS setelah terjadi pertempuran sengit dengan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar al-Assad. Dari ratusan orang itu, puluhan di antaranya warga Kristen.
Seperti dikutip dari ANSA, Jumat (7/8/2015), kelompok radikal itu meminta Pemerintah Kroasia untuk memenuhi tuntutan mereka. Jika tidak, maka ISIS akan memancung, Tomislav Salopek, warga Kroasia yang diculik di Kairo, Mesir, pada 22 Juli lalu.
Kelompok radikal itu memberikan waktu 48 jam, yang jatuh pada hari ini, kepada pemerintah Kroasia untuk memenuhi tuntutan mereka jika tidak ingin melihat warga mereka dipancung. Ultimatum itu diungkapkan dalam sebuah video yang dirilis dua hari lalu.
Dalam video yang ditujukan kepada pemerintah Mesir itu, ISIS mengancam akan membunuh Salopek, seorang insinyur yang bekerja pada perusahaan multinasional. Eksekusi akan dibatalkan jika Pemerintah Mesir membebaskan seorang perempuan muslim dari penjara negara tersebut. Salopek sendiri ditahan bersama dengan dua anak kecil.
Pemerintah Kroasia sendiri telah melakukan segala upaya untuk membebaskan warganya. Menteri Luar Negeri Kroasia, Vesna Pusic telah berada di Mesir bersama istri Salopek sejak Kamis kemarin. Selain itu, Presiden Kroasia Kolinda Grabar Kitarovic dijadwalkan akan melakukan perbincangan melalui telepon dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi.
Sejumlah pengamat berkeyakinan jika Pemerintah Mesir tidak akan tunduk dengan tuntutan ISIS. Sebelumnya, militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menculik puluhan warga Kisten Suriah setelah kelompok itu menyerbu wilayah Homs.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, 230 orang diculik ISIS setelah terjadi pertempuran sengit dengan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar al-Assad. Dari ratusan orang itu, puluhan di antaranya warga Kristen.
(esn)