AS: Iran Tak Bisa Hindari Inspeksi Situs Nuklir Mencurigakan
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berpendapat bahwa Iran tidak bisa menghindari inspeksi dari Washingtoan ataupun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terhadap situs-situs nuklir Teheran yang mencurigakan. Hal itu disampaikan Penasihat Keamanan Nasional AS, Susan Rice.
”Jika Iran mengatakan, 'Tidak, Anda tidak dapat melihat situs itu’, apakah itu situs militer atau tidak, jika IAEA menganggap situs itu mencurigakan, maka (AS) dapat meminta akses ke sana,” kata Rice dalam wawancaranya dengan Reuters, yang dilansir Kamis (16/7/2015).
Jika Iran menolak akses terhadap situs nuklirnya, tetapi lima dari kelompok penandatangan kesepakatan nuklir menuntut penyelidikan di bawa komisi bersama yang dibuat, maka Iran harus mematuhinya.
“Ini bukan permintaan. Ini kebutuhan,” ujar Rice.”Iran akan terikat untuk memberikan akses itu,” lanjut dia.
Berdasarkan kesepakatan nuklir antara Iran dengan enam negara kekuatan dunia atau P5+1 (AS, Inggris, Rusia, Prancis, Jerman dan China) yang tercapai di Wina, Selasa lalu. Berdasarkan kesepakatan itu, sanksi yang dijatuhkan oleh AS, Uni Eropa dan PBB terhadap Iran akan dicabut dengan kompensasi Iran mengekang program nuklirnya untuk jangka panjang.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memerintahkan agar teks kesepakatan nuklir diteliti dengan hati-hati. Tujuannya, agar tidak ada celah untuk dilanggar siapa pun.
”Jika Iran mengatakan, 'Tidak, Anda tidak dapat melihat situs itu’, apakah itu situs militer atau tidak, jika IAEA menganggap situs itu mencurigakan, maka (AS) dapat meminta akses ke sana,” kata Rice dalam wawancaranya dengan Reuters, yang dilansir Kamis (16/7/2015).
Jika Iran menolak akses terhadap situs nuklirnya, tetapi lima dari kelompok penandatangan kesepakatan nuklir menuntut penyelidikan di bawa komisi bersama yang dibuat, maka Iran harus mematuhinya.
“Ini bukan permintaan. Ini kebutuhan,” ujar Rice.”Iran akan terikat untuk memberikan akses itu,” lanjut dia.
Berdasarkan kesepakatan nuklir antara Iran dengan enam negara kekuatan dunia atau P5+1 (AS, Inggris, Rusia, Prancis, Jerman dan China) yang tercapai di Wina, Selasa lalu. Berdasarkan kesepakatan itu, sanksi yang dijatuhkan oleh AS, Uni Eropa dan PBB terhadap Iran akan dicabut dengan kompensasi Iran mengekang program nuklirnya untuk jangka panjang.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memerintahkan agar teks kesepakatan nuklir diteliti dengan hati-hati. Tujuannya, agar tidak ada celah untuk dilanggar siapa pun.
(mas)